I.
Harmonisasi Akuntansi Internasional
1.1
Perbedaan Harmonisasi dan Standarisasi Yang Berlaku Dalam Standar Akuntansi
Harmonisasi merupakan proses untuk meningkatkan
kompatibilitas (kesesuaian) praktek akuntansi dengan menentukan batasan –
batasan seberapa besar praktek – praktek tersebut dapat beragam. Standar
harmonisasi ini bebas dari konflik logika dan dapat meningkatkan
komparatibilitas (daya banding) informasi keuangan yang berasal dari berbagai
Negara.
Istilah harmonisasi dan standardisasi berbeda, standardisasi berarti penetapan sekelompok aturan yang kaku dan sempit dan bahkan mungkin penerapan satu standar atau aturan tunggal dalam segala situasi. Penerapan standar internasional di dalam akuntansi bersifat sukarela dan tergantung, untuk diterima, pada niat baik dari mereka yang menggunakan standar akuntansi. Situasi termudah akan muncul ketika suatu standar internasional hanya merupakan tiruan dari standar nasional. Ketika standar nasional dan internasional berbeda satu sama lain praktek yang ada dewasa ini adalah mengunggulkan standar nasional.
Istilah harmonisasi dan standardisasi berbeda, standardisasi berarti penetapan sekelompok aturan yang kaku dan sempit dan bahkan mungkin penerapan satu standar atau aturan tunggal dalam segala situasi. Penerapan standar internasional di dalam akuntansi bersifat sukarela dan tergantung, untuk diterima, pada niat baik dari mereka yang menggunakan standar akuntansi. Situasi termudah akan muncul ketika suatu standar internasional hanya merupakan tiruan dari standar nasional. Ketika standar nasional dan internasional berbeda satu sama lain praktek yang ada dewasa ini adalah mengunggulkan standar nasional.
Sedangkan untuk harmonisasi jauh lebih fleksibel
(luwes) dan terbuka, sehingga tidak menggunakan pendekatan satu ukuran untuk
semua, tetapi mengakomodasi beberapa perbedaan dan telah mengalami kemajuan
yang besar secara internasional dalam beberapa tahun terakhir. Jadi istilah
harmonisasi sebagai kebalikan dari standardisasi memilki arti sebuah
rekonsiliasi atas berbagai sudut pandang yang berbeda. Istilah ini lebih
bersifat sebagai pendekatan praktis dan mendamaikan daripada standardisasi,
terutama jika standardisasi berarti prosedur-prosedur yang dimiliki oleh satu
negara hendaknya diterapkan oleh semua negara yang lain. Harmonisasi menjdai
suatu bagian yang penting untuk menghasilkan komunikasi yang lebih baik atas
suatu informasi agar dapat diartikan dan dipahami secara internasional.
1.2
Pro dan Kontrak Harmonisasi Standar
Internasional
Harmonisasi
akuntansi mencakup harmonisasi :
1. Standar
akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapan),
2. Pengungkapan
yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan public terkait dengan penawaran surat
berharga dan pencatatan pada bursa efek, dan
3. Standar
audit Survei Harmonisasi Internasional
Terdapat
bermacam-macam keuntungan dari harmonisasi. Pertama, bagi banyak negara, belum terdapat suatu standar
kodifikasi akuntansi dan audit yang memadai. Standar yang diakui secara
internasional tidak hanya akan mengurangi biaya penyiapan untuk negara-negara
tersebut melainkan juga memungkinkan mereka untuk dengan seketika menjadi
bagian dari arus utama standar akuntansi yang berlaku secara internasional.
Kedua,
internasionalisasi yang berkembang dari perekonomian dunia dan meningkatnya
saling ketergantungan dari negara-negara di dalam kaitannnya dengan perdagangan
dan arus investasi internasional adalah argumentasi yang utama dari adanya
suatu bentuk standar akuntansi dan audit yang berlaku secara internasional.
Ketiga,
adanya kebutuhan dari perusahaan-perusahaan untuk memperolah modal dari luar,
mengingat tidak cukupnya jumlah laba di tahan untuk mendanai proyek-proyek dan
pinjaman-pinjaman luar negri yang tersedia, telah meningkatkan kebutuhan akan
harmonisasi akuntansi.
Harmonisasi
standar akuntansi berarti bahwa perbedaan antar negara juga harus dipertahankan
seminimal mungkin, karena peraturan maupun praktek akuntansi bersifat nasional
mungkin masih berlaku di setiap negara selama harmonis dengan yang lain dan
dapat dilakukan rekonsiliasi. Harmonisasi juga berarti bahwa sekelompok negara
setuju pada standar akuntansi yang hampir sama tetapi mengharuskan pengungkapan
dan rekonsiliasi dengan standar yang diterima. Harmonisasi juga berarti
informasi keuangan yang disajikan berdasarkan atas standar nasional dan juga
internasional. Perbedaan direkonsiliasi untuk memberi informasi kepada pengguna
laporan keuangan mengenai dampak perbedaan standar akuntansi pada informasi
akuntansi.
Secara
garis besar ada empat hal pokok yang diatur dalam standar akuntansi. Yang pertama, berkaitan dengan definisi
elemen laporan keuangan atau informasi lain yang berkaitan. Definisi digunakan
dalam standar akuntansi untuk menentukan apakah transaksi tertentu harus
dicatat dan dikelompokkan ke dalam aktiva, hutang, modal, pendapatan dan biaya.
Yang kedua, adalah pengukuran dan
penilaian. Pedoman ini digunakan untuk menentukan nilai dari suatu elemen
laporan keuangan baik pada saat terjadinya transaksi keuangan maupun pada saat
penyajian laporan keuangan (pada tanggal neraca).
Hal ketiga yang dimuat dalam standar adalah pengakuan, yaitu
kriteria yang digunakan untuk mengakui elemen laporan keuangan sehingga elemen
tersebut dapat disajikan dalam laporan keuangan. Yang terakhir adalah penyajian
dan pengungkapan laporan keuangan. Komponen keempat ini digunakan untuk
menentukan jenis informasi dan bagaimana informasi tersebut disajikan dan
diungkapkan dalam laporan keuangan. Suatu informasi dapat disajikan dalam badan
laporan (Neraca, Laporan Laba/Rugi) atau berupa penjelasan (notes) yang
menyertai laporan keuangan.
Keempat hal tersebut yang diupayakan oleh negara barat untuk
diharmonisasikan secara internasional. Mereka percaya bahwa harmonisasi standar
akuntansi internasional akan meningkatkan daya banding laporan keuangan secara
internasional, dapat menghemat biaya terutama bagi penyaji dan pemakai laporan
keuangan, dan memperbaiki standar akuntansi nasional masing-masing negara.
1.3 Arti Rekonsiliasi dan Pengakuan
Bersama / Timbal Balik Terhadap Perbedaan Standar Akuntansi
Dua pendekatan lain yang diajukan sebagai solusi
yang mungkin digunakan untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan isi
laporan keuangan lintas batas:
(1) rekonsiliasi
dan
(2) pengakuan
bersama (yang juga disebut sebagai “timbal balik”/resiprositas).
Melalui rekonsiliasi, perusahaan asing dapat
menyusun laporankeuangan dengan menggunakan standar akuntansi negara asal,
tetapi harus menyediakanrekonsiliasi antara ukuran-ukuran akuntansi yang
penting (seperti laba bersih dan ekuitaspemegang saham) di negara asal dan di
negara dimana laporan keuangan dilaporkan.Sebagai contoh, Komisi Pasar Modal AS
(SEC).Pengakuan bersama terjadi apabila pihak regulator di luar negara asal
menerimalaporan keuangan perusahaan asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip
negara asal.Sebagai contoh, Bursa Efek London menerima laporan keuangan
berdasarkan GAAP ASuntuk pelaporan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan
asing. Sejalan dengsn perdagangan modal maka hermonisasi menjadi penting
terhadap masalah-masalah yang terkait dengan isi dengan isi laporan keuangan
lintas Negara. Pendekatan dilakukan dengan cara rekonsiliasi, dan pengakuan
bersama.
Dengan penyeragaman laporan keuangan yang lengkap berdasarkan prinsip yang berbeda.
Dengan penyeragaman laporan keuangan yang lengkap berdasarkan prinsip yang berbeda.
1.4
Organisasi Yang Mempromosikan Harmonisasi dan Memiliki Peran Penting dalam
Penetapan Standar Akuntansi Internasional
Organisasi Internasional Pendorong
Harmonisasi Akuntansi
1. International Accounting Standard
Board (IASB).
2. Komisi Uni Eropa (EU).
3. Organisasi International Komisi
Pasar Modal (IOSCO).
4. International Federation of
Accountant (IFAC).
5. Kelompok kerja ahli pemerintah PBB
dalam ISAR dan UNTACD.
6. Kelompok kerja dalam OECD.
Sebagai tanggapan
atas kebutuhan harmonisasi standar akuntansi, berbagai upaya telah
dilakukan oleh negara kapitalis. Salah satunya adalah dengan dengan mendirikan International
Accounting Standard Committee (IASC) pada tahun 1973, yang sekarang berubah
nama menjadi International Accounting Standard Board (IASB). Jumlah
keanggotaan IASC sampai sekarang meliputi lebih dari 150 organisasi profesi
akuntansi yang berasal dari negara maju dan berkembang, termasuk Indonesia.
Tujuan IASC adalah
(1) merumuskan dan menerbitkan standar akuntansi sehubungan
dengan
pelaporan keuangan dan mempromosikannya untuk bisa diterima secara luas di
seluruh dunia, serta
pelaporan keuangan dan mempromosikannya untuk bisa diterima secara luas di
seluruh dunia, serta
(2) bekerja untuk pengembangan dan harmonisasi standar dan
prosedur akuntansi sehubungan dengan pelaporan keuangan.
prosedur akuntansi sehubungan dengan pelaporan keuangan.
Sampai sekarang IASB telah mengeluarkan lebih dari 50
standar akuntansi. Meskipun IASB berhak untuk menetapkan dan mengeluarkan
standar akuntansi, badan tersebut tidak memiliki kekuatan hukum untuk
memaksakan penerapan standar akuntansi yang dihasilkan. IASC memiliki kelompok
konsultatif yang disebut IASC Consultative Group yang terdiri dari pihak-pihak yang
mewakili para pengguna laporan keuangan, pembuat laporan keuangan,
lembaga-lembaga pembuat standar, dan pengamat dari organisasi antar-pemerintah.
Kelompok ini bertemu secara teratur untuk membicarakan kebijakan, prinsip dan
hal-hal yang berkaitan dengan peranan IASC.
Pembentukan IASC merupakan salah satu usaha harmonisasi
standar
akuntansi yaitu untuk membuat perbedaan-perbedaan antar standar akuntansi di
berbagai negara menjadi semakin kecil. Harmonisasi ini tidak harus menghilangkan
standar akuntansi yang berlaku di setiap negara dan juga tidak menutup
kemungkinan bahwa standar akuntansi internasional yang disusun oleh IASC
diadopsi menjadi standar akuntansi nasional suatu negara.
akuntansi yaitu untuk membuat perbedaan-perbedaan antar standar akuntansi di
berbagai negara menjadi semakin kecil. Harmonisasi ini tidak harus menghilangkan
standar akuntansi yang berlaku di setiap negara dan juga tidak menutup
kemungkinan bahwa standar akuntansi internasional yang disusun oleh IASC
diadopsi menjadi standar akuntansi nasional suatu negara.
Konvergensi IFRS
Dunia akuntansi saat ini masih disibukkan dengan adanya
standar akuntansi yang baru yaitu Standar Akuntansi Keuangan Internasional
IFRS. Hampir semua negara di dunia beralih ke standar tersebut, termasuk
Indonesia . Isu hangat tentang harmonisasi standar akuntansi international
berhubungan dengan globalisasi dalam dunia bisnis yang terjadi saat ini.
Globalisasi bisnis tampak dari kegiatan perdagangan antar negara yang
mengakibatkan munculnya perusahaan multi nasional. Hal ini mengakibatkan pula
timbulnya kebutuhan harmonisasi akan suatu standar akuntansi yang berlaku
secara luas di seluruh dunia. IASC ( International Accounting Standard Commite)
sebagi lembaga yang bertujuan merumuskan dan menerbitkan standar akuntansi
sehubungan dengan pelaporan keuangan dan mempromosikan untuk bisa diterima
secara luas di seluruh dunia, serta bekerja untuk pengembangan dan harmonisasi
standard dan prosedur akuntansi sehubungan dengan pelaporan keuangan.
International Accounting Standards, yang lebih dikenal sebagai International
Financial Reporting Standards(IFRS), merupakan standar tunggal pelaporan
akuntansi yang memberikan penekanan pada penilaian (revaluation)
profesional dengan disclosures yang jelas dan transparan mengenai
substansi ekonomis transaksi, penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu.
Standar ini muncul akibat tuntutan globalisasi yang mengharuskan para pelaku
bisnis di suatu Negara ikut serta dalam bisnis lintas negara. Untuk itu
diperlukan suatu standar internasional yang berlaku sama di semua Negara untuk
memudahkan proses rekonsiliasi bisnis. Perbedaan utama standar internasional
ini dengan standar yang berlaku di Indonesia terletak pada penerapan revaluation
model, yaitu kemungkinkan penilaian aktiva menggunakan nilai wajar,
sehingga laporan keuangan disajikan dengan basis ‘true and fair‘.
Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa laporan keuangan dan
laporan keuangan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksud dalam
laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang:
- Transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan.
- Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS.
- Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.
1.5 Pendekatan Baru Uni Eropa (EU)
- Direktif keempat, Ketujuh, dan
Kedelapan
- Upaya Harmonisasi EU
- Pendekatan Baru EU dan Integrasi
Pasar Uang Eropa
- Organisasi Internasional Komisi
Pasar Modal (IOSCO)
- Federasi InternaSional Akuntan
(IFAC)
- Kelompok Kerja Antar Pemerintah PBB
untuk pakar dalam Standar Internasional Akuntansi -dan Pelaporan (ISAR)
- Organisasi untuk kerjasama Ekonomi
dan Pembangunan (OECD)
II.
ANALISIS
LAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL
2.1
Kesulitan – Kesulitan Analisis Strategi Bisnis Internasional Dan Strategi Dasar
Untuk Pengumpulan Strategi
Analisis
strategi bisnis merupakan langkah penting pertama dalam analisis laporan
keuangan. Analisis ini memberikan pemahaman kualitatif atas perusahaan dan para
pesaingnya terkait dengan lingkungan ekonominya. Dengan mengidentifikasi factor
pendorong laba dan resiko usaha yang utama, analisis strategi bisnis atau usaha
akan membantu para analis untuk membuat peramalan yang realistis.
Kesulitan-kesulitan
analisis strategi bisnis internasional:
a.
Ketersediaan informasi
b.
Rekomendasi untuk melakukan analisis
Peluang dan Tantangan Analisis Lintas Batas
•
Analisis keuangan lintas batas
mencakup berbagai wilayah yurisdiksi, Sejumlah negara berbeda dalam praktek,
kualitas Pengungkapan, sistem hukum/UU, cara, sifat dan resiko usaha.
•
Kualitas informasi berhubungan erat
dengan kredibilitas perusahaan Sehingga banyak negara berupaya keras
memperbaiki ketersediaan dan kualitas informasi mengenai perusahaan publik.
•
Globalisasi pasar modal, kemajuan IT
dan kompetisi, bursa efek, dan peningkatan kegiatan perdagangan merupakan
kekuatan untuk memperbaiki praktek pelaporan keuangan perusahaan.
•
Globalisasi mendorong analisis
domestik semakin kurang relevan. Ketergantungan satu sama lain semakin tinggi
dan tidak ada perusahaan yang bisa menghindar dari peristiwa global.
2.2
Langkah – Langkah Informasi Akuntansi
Kerangka Dasar Analisis Usaha
Palepu et al. (1996) membuat kerangka dasar untuk
analisis dan penilaian usaha, yaitu:
•
Analisis Strategi Usaha
•
Analisis Akuntansi
•
Analisis Keuangan
•
Analisis Prospektif
2.3
Pengaruh Analisis Akuntansi Terhadap Akuntansi Antar Negara
Dan Kesulitannya Dalam Memperoleh Informasi
Para analis perlu mengevaluasi kebijakan dan estimasi
akuntansi, serta menganalisis sifat dan ruang lingkup fleksibiltas akuntansi
suatu perusahaan. Berpengaruh pada kualitas pengukuran akuntansi, dan audit
yang sangat dramatis. Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan yaitu :
·
Beberapa
analis menyajikan ulang ukuran akuntansi asing menurut sekelompok prinsip yang
diakui secara internasional atau sesuai dengan dasar lain yang lebih umum.
·
Beberapa
yang lain mengembangkan pemahaman yang lengkap atas praktik akuntansi di
sekelompok Negara tertentu dan membatasi analisis mereka terhadap
perusahaan-perusahaan yang berlokasi di Negara-negara tersebut.
Kesulitan Dan Kelemahan Analisis Laporan Keuangan
Internasional
a. Akses informasi
b. Ketepatan waktu informasi
c. Hambatan bahasa dan terminology.d. Masalah mata uang asing
c. Hambatan bahasa dan terminology.d. Masalah mata uang asing
e. Perbedaan dalam jenis dan format
laporan keuangan.