Sabtu, 08 Juni 2013

JURNAL

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA BENGKEL INTAN MULIA MOTOR


FAUZIAH KHAIRUNNISA
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2012
E-mail: fauziah_khairunnisa@yahoo.co.id

Pembimbing: Dr. Imam Subaweh, SE., AK., MM

ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem informasi penerimaan kas yang sedang berjalan pada Bengkel Intan Mulia Motor, mengetahui apakah sistem penerimaan kas tersebut sudah berjalan dengan efektif, dan membuat bagaimana alternatif perancangan sistem penerimaan kas yang diusulkan penulis. Data yang digunakan merupakan data kualitatif yang diperoleh langsung dari pihak bengkel berupa prosedur penerimaan kas. Alat perancangan ini menggunakan Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), dan Normalisasi. Kemudian akan dilanjutkan dengan perancangan database, input dan output. Berdasarkan hasil penelitian penulis menemukan bahwa prosedur sistem penerimaan kas bengkel tersebut belum berjalan dengan efektif, hal ini disebabkan karena adanya kerangkapan tugas dan tanggung jawab dalam fungsi-fungsi yang terkait. Selain itu juga terdapat kekurangan dan kelemahan pada dokumen yang digunakan, pencatatan transaksi penerimaan kas, dan laporan yang dihasilkan masih dilakukan secara manual. Kelemahan tersebut dapat memicu terjadinya kecurangan dan manipulasi data yang mungkin saja dilakukan oleh karyawan. Penulis menyarankan agar sebaiknya perusahaan memperbaiki pengarsipan dokumen pada masing-masing fungsi yang terkait, mencetak dokumen yang dibutuhkan, dan menghasilkan laporan yang sesuai dalam sistem penerimaan kas. Selain itu penulis juga menyarankan untuk menggunakan sistem informasi akuntansi yang terkomputerisasi agar sistem tersebut dapat berjalan lebih efektif.

Kata Kunci: Analisis, Perancangan, Sistem Informasi Akuntansi, Penerimaan Kas.

ABSTRACT
This study aims to determine how the information system of cash receipts that are running on Intan Mulia Motor Repair, knowing whether the cash receipt system is already operating effectively, and make what cash receipts system design alternatives are proposed authors. The data used is the qualitative data obtained directly from the workshop in the form of cash receipts procedures. This design tool using Data Flow Diagrams (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), and normalization. It will then proceed with database design, input and output. Based on the results of the study authors found that the cash receipt system repair procedure has not been carried out effectively, it is due to kerangkapan duties and responsibilities related functions. There are also flaws and weaknesses in the documents used, the recording of cash receipts transactions, and reports generated are still done manually. The vulnerability can be triggered fraud and manipulation of data that may be performed by employees. The authors suggested that the company should improve the archiving of documents for each related functions, print documents needed, and generate the appropriate reports in a system of cash receipts. Moreover, I also recommend using a computerized accounting information system so that the system can be run more effectively.

Keywords: Analysis, Design, Accounting Information Systems, Cash Receipts.

PENDAHULUAN

Pesatnya perkembangan dunia perekonomian, berpengaruh pula pada perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, membuat perubahan lingkungan bisnis dalam usaha menjadi semakin tidak terduga. Karena tuntutan perkembangan zaman kebutuhan akan informasi yang akurat, tepat waktu, dan relevan menjadi suatu keharusan bagi setiap perusahaan. Oleh karena itu informasi yang dibutuhkan oleh para pembuat keputusan, bukan hanya kebutuhan informasi akuntansi standar seperti laporan keuangan saja tetapi cenderung lebih banyak ke arah informasi khusus dan spesifik untuk tujuan tertentu, yang lebih sering disebut informasi manajemen. Untuk itu diperlukan sistem informasi yang baik agar dapat menghasilkan informasi yang baik dan berkualitas, sehingga secara tidak langsung meningkatkan kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan akhir perusahaan.
Untuk itu sistem informasi pada setiap perusahaan harus dibangun sesuai dengan kebutuhan usaha dan kegiatan bisnis yang dilakukan oleh setiap perusahaan. Mengingat begitu pentingnya penerapan sistem informasi akuntansi dalam suatu perusahaan, maka setiap perusahaan dituntut untuk menerapkan Sistem Informasi Akuntansi yang sesuai dengan kondisi masing-masing perusahaan. Salah satu sistem yang digunakan oleh perusahaan adalah Sistem Akuntansi Penerimaan Kas.
Hal ini disebabkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi sebagai organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan manajemen. Sistem informasi akuntansi pada perusahaan dibangun dengan tujuan utama untuk mengolah data keuangan yang berasal dari berbagai sumber menjadi informasi yang diperlukan oleh berbagai macam pemakai baik internal maupun eksternal.
Peranan sistem akuntansi sangat besar bagi perusahaan, karena merubah dari pencatatan yang manual ke pencatatan yang berupa bagan alur flowchart. Sistem akuntansi hampir mewakili semua informasi yang ada selama perusahaan tersebut berjalan. Penggunaan bagan alur berupa flowchart untuk merancang sistem informasi sangat diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Hal itu juga yang harus menjadi perhatian Bengkel Intan Mulia Motor sebagai perusahaan yang menjual jasa untuk pelayanan reparasi spare part motor. Peranan sistem akuntansi sangat besar bagi pelayanan reparasi spare part motor. Penerimaan kas harus dilaksanakan secara efektif dan efisien agar tidak terjadi penyalahgunaan kas.

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari hasil peneltian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang sedang berjalan pada Bengkel Intan Mulia Motor.
2. Untuk mengetahui apakah sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang sedang berjalan pada Bengkel Intan Mulia Motor sudah berjalan dengan efektif.
3. Untuk membuat bagaimana alternatif perancangan sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang efektif pada Bengkel Intan Mulia Motor.

TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Akuntansi menurut Krismiaji (2005 : 4) adalah sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan dan mengoperasikan bisnis.
Menurut Romney dan Steinbart (2003 : 3) menyatakan bahwa Sistem informasi akuntansi adalah sistem yang mengumpulkan, mencatat dan memproses data untuk menghasilkan informasi untuk pengambilan keputusan. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa “Sistem Informasi Akuntansi merupakan sebuah sistem yang mengumpulkan, mencatat dan memproses data guna menghasilkan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan.

Penerimaan Kas
Pengertian penerimaan kas menurut Soemarso S. R (2004 : 172) mengemukakan bahwa penerimaan kas adalah suatu transaksi yang menimbulkan bertumbuhnya saldo kas dan bank milik perusahaan yang diakibatkan adanya penjualan hasil produksi, penerimaan piutang maupun hasil transaksi lainnya yang menyebabkan bertambahnya kas.
Sistem penerimaan kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk melakukan kegiatan penerimaan kas yang diterima perusahaan baik berupa uang tunai maupun surat-surat berharga yang mempunyai sifat dapat segera digunakan, yang berasal dari transaksi perusahaan maupun penjualan tunai, pelunasan piutang, atau transaksi lainnya yang dapat menambah kas perusahaan. Menurut Mulyadi (2008 : 455) sumber penerimaan kas terbesar suatu perusahaan dagang berasal dari transaksi penjualan tunai.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penerimaan kas adalah transaksi-transaksi yang mengakibatkan bertumbuhnya saldo-saldo kas tunai, dan atau rekening bank milik perusahaan baik yang berasal dari pendapatan tunai, penerimaan piutang, penerimaan transfer maupun penerimaan-penerimaan lainnya.

Analisis Sistem
Analisis sistem (systems analysis) dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.
Tahap analisis dilakukan setelah tahap perencanaan sistem dan sebelum tahap desain sistem. Tahap ini merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan dalam tahap ini menyebabkan kesalahan pada tahap selanjutnya. Misalnya anda dihadapkan pada suatu sistem untuk menentukan seberapa jauh sistem tersebut telah mencapai sasarannya. Jika sistem mempunyai beberapa kelemahan, anda harus dapat menemukannya. Di dalam analisis sistem juga terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan oleh analisis sistem seperti :
1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah
2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada
3. Analyze, yaitu menganalisis sistem
4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.

Perancangan Sistem
Definisi perancangan menurut Al-Bahra Bin Ladjamudin (2005 : 51) perancangan adalah kemampuan untuk membuat berupa alternatif pemecahan masalah. Sedangkan menurut Azhar Susanto (2004 : 332) perancangan adalah spesifikasi umum dan terinci dari pemecahan masalah berbasis komputer yang telah dipilih selama tahap analisis. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa perancangan adalah kemampuan untuk membuat alternatif pemecahan masalah berbasis komputer selama tahap analisis. Dengan demikian perancangan sistem dapat diartikan sebagai berikut ini :
1. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem
2. Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional
3. Persiapan untuk rancang bangun implementasi
4. Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk
5. Yang dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesalahan yang utuh dan berfungsi
6. Termasuk menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem


Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini, terdapat penelitian-penelitian sebelumnya yang berisikan data atau informasi yang terdapat pada penulisan ini. Data atau informasi yang didapat dari beberapa penelitian sejenis adalah sebagai berikut:
No.
Nama Peneliti Judul Kata kunci Hasil Penelitian
1. Ridwan Nurhadi (2010) ANALISIS PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS (Studi Kasus Rumah Sakit Ananda Bekasi) Analisis, Perancangan, Sistem Informasi Akuntansi, Penerimaan kas, Pengeluaran kas Variabel Analisis, Perancangan, dan Sistem Informasi Akuntansi dapat meningkatkan efektivitas dan efisien kerja bagian administrasi dalam mengelola informasi dengan memberikan kemudahan dan kecepatan pelayanan. Penerimaan kas dan pengeluaran kas dilakukan dengan pembuatan DFD, ERD, Normalisasi, dan dilanjutkan dengan database.
2. Ambar Wati (2010) ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN PADA PT. PIRUS INTIDINAMIKA Analisis, Perancangan, Sistem Informasi Akuntansi, Pembelian Analisis, perancangan, dan Sistem Informasi Akuntansi sistem pembelian yang dijalankan perusahaan masih memiliki kekurangan dan kelemahan dalam hal pemisahan fungsi, prosedur pembelian yang dilakukan, dokumen yang digunakan, pencatatan transaksi pembelian, serta laporan yang dihasilkan. Kemudian merancang sistem informasi akuntansi pembelian yang mampu mengatasi kelemahan dan kekurangan tersebut. Perancangan ini meliputi desain konseptual dan desain fisik, tetapi sebatas desain output, desain input dan desain database.

3.
Fenny (2007) EVALUASI ATAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BUANA INDOMOBIL TRADA PANTAI INDAH KAPUK (PIK) Evaluasi, Sistem Informasi Akuntansi, Penjualan, Peneriman Kas Hasil penelitian yang diperoleh menunjukan adanya kelemahan-kelemahan yaitu pemasukkan data pemesanan pelanggan melalui telepon tidak didukung dengan dokumen tertulis, terdapat perangkapan fungsi administrasi oleh sales counter, tidak independennya fungsi pengawas data, dan bukti penerimaan kas dan bank tidak langsung disetorkan kepada bank. Perusahaan sudah sudah mempunyai suatu sistem informasi akuntansi yang sudah cukup baik, sudah berjalan cukup efektif dan efisien untuk kegiatan penjualan dan penerimaan kas.
4. Petra Christian (2009) PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA CV. INTIGUNA PRATAMA Sistem Informasi Akuntansi, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal, Laporan Neraca. Pembuatan ini dimulai dengan melakukan desain sistem informasi akuntansi pada CV. Intiguna Pratama. Kemudian dilanjutkan dengan membuat desain ERD, dan desain interface program. Pembuatan tersebut menghasilkan laporan keuangan yang berupa laporan pembelian dan penjualan, laporan penerimaan dan pengeluaran kas, laporan perubahan modal, neraca dan laporan laba rugi dalam periode tertentu secara otomatis dan akurat tanpa memerlukan perhitungan-perhitungan yang panjang terlebih dahulu.
5. Hilda (2010) ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PADA CV. DEKATAMA Sistem Informasi Akuntansi, Penjualan Tunai, Penjualan Kredit, Penjualan Konsinyasi, Berorientasi Objek. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode analisis dan metode perancangan yang menggunakan pendekatan berorientasi objek. Dengan dirancangnya Sistem Informasi Akuntansi Penjualan, Piutang dan Penerimaan Kas diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak manajemen perusahaan seperti menyediakan informasi yang lebih mudah diperoleh dan lebih lengkap, menerapkan pengendalian internal yang baik, menerapkan kriteria limit kredit bagi setiap pelanggan, dan melakukan analisa umur piutang.


METODE PENELITIAN

Objek Penelitian
Objek yang menjadi penelitian oleh penulis adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa yang menghasilkan pelayanan reparasi kendaraan bermotor yaitu Bengkel Intan Mulia Motor yang terletak di Jalan Baru Under Pass Bekasi Timur. Perusahaan Bengkel ini didirikan pada bulan Desember tahun 2006.

Data yang Digunakan
Dalam penelitian ini, data yang akan dibahas oleh penulis adalah data yang berhubungan dengan sistem penerimaan kas yang ada pada Bengkel Intan Mulia Motor. Data yang digunakan dalam penelitian berupa keterangan - keterangan dari bagian - bagian yang terkait, seperti work order, faktur pembayaran, LKUH (Laporan Keuangan Harian Bengkel), data harga jasa service, data karyawan, dan bukti setor.

Alat Analisis yang Digunakan
Alat analisis yang digunakan oleh penulis adalah analisis deskriptif kualitatif yaitu analisis yang menggunakan data yang diperoleh penulis, kemudian dibandingkan dengan teori-teori. Deskriptif merupakan penyajian data yang dihasilkan dari penelitian dengan memberikan gambaran apa adanya atau sesuai dengan kenyataan. Berdasarkan analisis yang telah dibuat kemudian penulis berusaha untuk memberikan usulan pemecahannya. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut :
1. Sistem Analisis
Pada tahap ini penulis melakukan investigasi (pemeriksaan awal) dan survei sistem untuk mengumpulkan data tentang sistem manual penerimaan kas atas penjualan jasa dan penjualan spare part motor secara tunai pada Bengkel Intan Mulia Motor.
2. Desain Sistem
Pada tahap ini penulis mulai merancang sistem dengan membuat pemodelan proses (dengan menggunakan Data Flow Diagram) yaitu model yang menggambarkan aliran data dan proses untuk mengolah data dalam suatu sistem, pemodelan data (dengan menggunakan Entity Relationship Diagram) yaitu model untuk menjelaskan hubungan antar data dalam basis data berdasarkan objek-objek dasar data yang mempunyai hubungan antar relasi. Sedangkan normalisasi adalah proses untuk mengorganisasikan file untuk menghilangkan grup elemen yang berulang-ulang. Lalu setelah itu dilanjutkan dengan desain database,input dan output.


HASIL DAN PEMBAHASAN
Prosedur Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Yang Diterapkan

Gambar 4.7 Bagan Alir Dokumen Sistem Penerimaan Kas
yang Diterapkan Secara Keseluruhan
Gambar 4.8 Bagan Alir Dokumen Sistem Penerimaan Kas
Yang Diusulkan Secara Keseluruhan
Perancangan Sistem Penerimaan Kas Yang Diusulkan
1. Diagram Konteks


Gambar 4.9 Diagram Konteks

2. Diagram Zero

Gambar 4.10 Diagram Zero

3. Diagram Level Satu Proses Satu

Gambar 4.11 Diagram Level Satu Proses Satu
4. Diagram Level Satu Proses Dua

Gambar 4.12 Diagram Level Satu Proses Dua

5. Diagram Level Satu Proses Tiga

Gambar 4.13 Diagram Level Satu Proses Tiga

Entity Relationship Diagram (ERD)

Gambar 4.14 Entity Relationship Diagram
Normalisasi
a. Bentuk tidak normal (Unnormal)

Gambar 4.15 Normalisasi Unnormal Penerimaan Kas
b. Bentuk Normal Kesatu (1NF)

Gambar 4.16 Bentuk Normal Kesatu (1NF)
c. Bentuk Normal Kedua (2NF)

Gambar 4.17 Bentuk Normal Kedua (2NF)
Perancangan Database Sistem Yang Diusulkan
Tabel 4.2
Perancangan Database Pelanggan
No. Field Name Data Type Field Properties
Field Size Caption
1.
kd_plgn Text 7 Kode Pelanggan
2. nm_dpn Text 20 Nama Depan
3. nm_blkg Text 20 Nama Belakang
4. nm_jln Text 30 Nama Jalan
5. no_rmh Number Byte Nomer Rumah
6. nm_kota Text 20 Nama Kota
7. kd_pos Number Integer Kode Pos
8. jns_mtr_plgn Text 10 Jenis Motor Pelanggan
9. no_polisi_plgn Text 9 Nomer Polisi Pelanggan
Sumber : Hasil Olahan Penulis
Tabel 4.3
Perancangan Database Transaksi
No. Field Name Data Type Field Properties
Field Size Caption
1. tgl_trans Date 8 Tanggal Transaksi
2. kd_jasa Text 7 Kode Jasa
3. kd_plgn Text 7 Kode Pelanggan
4. kd_brg Text 7 Kode Barang
5. no_urut_trans Number Byte Nomer Urut Transaksi
Sumber : Hasil Olahan Penulis



Tabel 4.4
Perancangan Database Jasa
No. Field Name Data Type Field Properties
Field Size Format Caption
1. kd_jasa Text 7 - Kode Jasa
2.
nm_jasa Text 10 - Nama Jasa
3. hrg_service Currency - “Rp”#,### Harga Service
Sumber : Hasil Olahan Penulis
Tabel 4.5
Perancangan Database Spare Part
No. Nama Field Data Type Field Properties
Field Size Format Caption
1. kd_brg Text 7 - Kode Barang
2. nm_brg Text 7 - Nama Barang
3. jmlh_brg Number Byte - Jumlah Barang
4. hrg_brg Currency - “Rp”#,### Harga Barang
Sumber : Hasil Olahan Penulis
Tabel 4.6
Perancangan Database Pembayaran
No. Field Name Data Type Field Properties
Field Size Format Caption
1. no_urut_trans Number Byte - Nomer Urut Transaksi
2. tgl_byr Date 8 - Tanggal Bayar
3. kd_byr Text 7 - Kode Bayar
4. kd_plgn Text 7 - Kode Pelanggan
5. jmlh_byr Currency - “Rp”#,### Jumlah Bayar
Sumber : Hasil Olahan Penulis

Tabel 4.7
Perancangan Database Rekening
No. Field Name Data Type Field Properties
Field Size Format Caption
1. tgl_byr Date 8 - Tanggal Bayar
2.
kd_rek Number Byte - Kode Rekening
3. nm_rek Text 30 - Nama Rekening
4. Nominal Currency - “Rp”#,### Nominal
Sumber : Hasil Olahan Penulis
Tabel 4.8
Perancangan Database Jurnal
No. Field Name Data Type Field Properties
Field Size Format Caption
1. tgl_trans Date 8 - Tanggal Transaksi
2. kd_rek Text 10 - Kode Rekening
3. Perkiraan Text 30 - Perkiraan
4. Debit Currency - “Rp”#,### Debit
5. Kredit Currency - “Rp”#,### Kredit
6. saldo Currency - “Rp”#,### Saldo
Sumber : Hasil Olahan Penulis








PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dari Bab IV sebelumnya pada analisis dan perancangan sistem informasi akuntansi penerimaan kas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem informasi akuntansi penerimaan kas Bengkel Intan Mulia Motor yang sedang berjalan diketahui dari data kualitatif berupa prosedur penerimaan kas. Prosedur tersebut dilihat berdasarkan tugas dan tanggung jawab dari fungsi-fungsi yang terkait. Dari hasil penelitian yang didapat terdiri dari tiga prosedur pada bengkel ini diantaranya prosedur bagian front desk, bagian asisten, dan bagian montir. Namun pada prosedur bagian front desk hanya dilakukan oleh satu orang yang sama.
2. Sistem informasi akuntansi penerimaan kas pada perusahaan Bengkel Intan Mulia Motor berjalan kurang efektif, hal ini terjadi karena adanya kerangkapan tugas dan tanggung jawab pada prosedur bagian front desk yang hanya dilakukan oleh satu orang yang sama. Selain prosedur penerimaan kas, penulis juga menemukan kekurangan dan kelemahan pada dokumen yang digunakan, pencatatan transaksi penerimaan kas, dan laporan yang dihasilkan yang belum terkomputerisasi atau masih dilakukan secara manual. Kelemahan tersebut dapat memicu terjadinya kecurangan dan manipulasi data yang mungkin saja dilakukan oleh karyawan.
3. Alternatif perancangan sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang diusulkan penulis dirancang untuk mampu mengatasi kelemahan dan kekurangan seperti yang telah disebutkan di atas, serta mampu memenuhi kebutuhan dari para pengguna sistem. Perancangan sistem informasi akuntansi penerimaan kas tersebut menghasilkan beberapa file atau database yang nantinya akan diolah menjadi laporan seperti laporan penerimaan kas dan laporan penjualan. Dengan perancangan sistem tersebut, penulis dapat mengetahui apa saja yang seharusnya diperbaiki agar sistem penerimaan kas berjalan dengan efektif, tepat, lengkap, akurat dan terkomputerisasi.

Saran
Berdasarkan kelemahan-kelemahan yang ditemukan, maka penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Perusahaan sebaiknya membuat pemisahan tugas dan tanggung jawab agar tidak ada lagi kerangkapan tugas dari fungsi yang terkait.
2. Perusahaan seharusnya memperbaiki pengarsipan dokumen pada masing-masing fungsi yang terkait, mencetak dokumen yang dibutuhkan, menghasilkan laporan yang terkait dalam sistem penerimaan kas.
3. Perusahaan sebaiknya mempertimbangkan untuk menggunakan sistem penerimaan kas yang terkomputerisasi untuk mengatasi kelemahan yang terdapat sebelumnya dengan tetap memperhatikan kemampuan perusahaan. Diharapkan dengan pertimbangan pemakaian sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang terkomputerisasi dapat membantu pihak manajemen serta pimpinan dalam mengambil keputusan dan membantu tugas dan tanggung jawab karyawan menjadi lebih efektif dan efisien.











DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 2003. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 5. Yogyakarta: Offset
Gajah Mada University Press.
Bin Ladjmudin, Al-Bahra. 2005. Konsep Sistem Basis Data dan Implementasinya.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Davis, Gordon B. 2002. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen. Jakarta:
PT. Pustaka Binaman Pressindo.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat.
James, A.Hall. 2007. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 3, terjemahan Amir Abadi
Yusuf. Jakarta: Salemba Empat.
Krismiaji. 2005. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: Penerbit unit dan
Percetakan AMP YKPN.
McLeod, Raymond and George P Schell. 2004. Management Information System (9th ed). New Jersey: Prentice Hall.
Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi, Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.
Romney, Marshall B dan Paul John Steinbart. 2003. Accounting Information
System. Jakarta: Salemba Empat
SR, Soemarso. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Rimeka Cipta.
Susanto, Azhar. 2004. Sistem Informasi Akuntansi Konsep dan Pengembangan
Berbasis Komputer. Bandung: Lingga Jaya
Weygandt. Jerry J, Donald E Kieso dan Paul D Kimmel. 2007. Accounting
Principles. Ed.7. Jakarta: Salemba Empat.
Witarto. 2004. Memahami Sistem Informasi. Bandung : Informatika



Kumpulan Beberapa Sertifikat

Senin, 13 Mei 2013

Harmonisasi Akuntansi Internasional dan Analisis Laporan Keuangan Internasional


I.                   Harmonisasi Akuntansi Internasional

1.1 Perbedaan Harmonisasi dan Standarisasi Yang Berlaku Dalam Standar Akuntansi
Harmonisasi merupakan proses untuk meningkatkan kompatibilitas (kesesuaian) praktek akuntansi dengan menentukan batasan – batasan seberapa besar praktek – praktek tersebut dapat beragam. Standar harmonisasi ini bebas dari konflik logika dan dapat meningkatkan komparatibilitas (daya banding) informasi keuangan yang berasal dari berbagai Negara.
Istilah harmonisasi dan standardisasi berbeda, standardisasi berarti penetapan sekelompok aturan yang kaku dan sempit dan bahkan mungkin penerapan satu standar atau aturan tunggal dalam segala situasi. Penerapan standar internasional di dalam akuntansi bersifat sukarela dan tergantung, untuk diterima, pada niat baik dari mereka yang menggunakan standar akuntansi. Situasi termudah akan muncul ketika suatu standar internasional hanya merupakan tiruan dari standar nasional. Ketika standar nasional dan internasional berbeda satu sama lain praktek yang ada dewasa ini adalah mengunggulkan standar nasional.
Sedangkan untuk harmonisasi jauh lebih fleksibel (luwes) dan terbuka, sehingga tidak menggunakan pendekatan satu ukuran untuk semua, tetapi mengakomodasi beberapa perbedaan dan telah mengalami kemajuan yang besar secara internasional dalam beberapa tahun terakhir. Jadi istilah harmonisasi sebagai kebalikan dari standardisasi memilki arti sebuah rekonsiliasi atas berbagai sudut pandang yang berbeda. Istilah ini lebih bersifat sebagai pendekatan praktis dan mendamaikan daripada standardisasi, terutama jika standardisasi berarti prosedur-prosedur yang dimiliki oleh satu negara hendaknya diterapkan oleh semua negara yang lain. Harmonisasi menjdai suatu bagian yang penting untuk menghasilkan komunikasi yang lebih baik atas suatu informasi agar dapat diartikan dan dipahami secara internasional.

1.2 Pro dan Kontrak  Harmonisasi Standar Internasional
Harmonisasi akuntansi mencakup harmonisasi :
1.       Standar akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapan),
2.       Pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan public terkait dengan penawaran surat berharga dan pencatatan pada bursa efek, dan
3.       Standar audit Survei Harmonisasi Internasional
Terdapat bermacam-macam keuntungan dari harmonisasi. Pertama, bagi banyak negara, belum terdapat suatu standar kodifikasi akuntansi dan audit yang memadai. Standar yang diakui secara internasional tidak hanya akan mengurangi biaya penyiapan untuk negara-negara tersebut melainkan juga memungkinkan mereka untuk dengan seketika menjadi bagian dari arus utama standar akuntansi yang berlaku secara internasional.
Kedua, internasionalisasi yang berkembang dari perekonomian dunia dan meningkatnya saling ketergantungan dari negara-negara di dalam kaitannnya dengan perdagangan dan arus investasi internasional adalah argumentasi yang utama dari adanya suatu bentuk standar akuntansi dan audit yang berlaku secara internasional.
Ketiga, adanya kebutuhan dari perusahaan-perusahaan untuk memperolah modal dari luar, mengingat tidak cukupnya jumlah laba di tahan untuk mendanai proyek-proyek dan pinjaman-pinjaman luar negri yang tersedia, telah meningkatkan kebutuhan akan harmonisasi akuntansi.
Harmonisasi standar akuntansi berarti bahwa perbedaan antar negara juga harus dipertahankan seminimal mungkin, karena peraturan maupun praktek akuntansi bersifat nasional mungkin masih berlaku di setiap negara selama harmonis dengan yang lain dan dapat dilakukan rekonsiliasi. Harmonisasi juga berarti bahwa sekelompok negara setuju pada standar akuntansi yang hampir sama tetapi mengharuskan pengungkapan dan rekonsiliasi dengan standar yang diterima. Harmonisasi juga berarti informasi keuangan yang disajikan berdasarkan atas standar nasional dan juga internasional. Perbedaan direkonsiliasi untuk memberi informasi kepada pengguna laporan keuangan mengenai dampak perbedaan standar akuntansi pada informasi akuntansi.­­­­­­­­
Secara garis besar ada empat hal pokok yang diatur dalam standar akuntansi. Yang pertama, berkaitan dengan definisi elemen laporan keuangan atau informasi lain yang berkaitan. Definisi digunakan dalam standar akuntansi untuk menentukan apakah transaksi tertentu harus dicatat dan dikelompokkan ke dalam aktiva, hutang, modal, pendapatan dan biaya. Yang kedua, adalah pengukuran dan penilaian. Pedoman ini digunakan untuk menentukan nilai dari suatu elemen laporan keuangan baik pada saat terjadinya transaksi keuangan maupun pada saat penyajian laporan keuangan (pada tanggal neraca).
Hal ketiga yang dimuat dalam standar adalah pengakuan, yaitu kriteria yang digunakan untuk mengakui elemen laporan keuangan sehingga elemen tersebut dapat disajikan dalam laporan keuangan. Yang terakhir adalah penyajian dan pengungkapan laporan keuangan. Komponen keempat ini digunakan untuk menentukan jenis informasi dan bagaimana informasi tersebut disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan. Suatu informasi dapat disajikan dalam badan laporan (Neraca, Laporan Laba/Rugi) atau berupa penjelasan (notes) yang menyertai laporan keuangan.
Keempat hal tersebut yang diupayakan oleh negara barat untuk diharmonisasikan secara internasional. Mereka percaya bahwa harmonisasi standar akuntansi internasional akan meningkatkan daya banding laporan keuangan secara internasional, dapat menghemat biaya terutama bagi penyaji dan pemakai laporan keuangan, dan memperbaiki standar akuntansi nasional masing-masing negara.

1.3 Arti Rekonsiliasi dan Pengakuan Bersama / Timbal Balik Terhadap Perbedaan Standar Akuntansi
Dua pendekatan lain yang diajukan sebagai solusi yang mungkin digunakan untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan isi laporan keuangan lintas batas:
(1)    rekonsiliasi dan
(2)    pengakuan bersama (yang juga disebut sebagai “timbal balik”/resiprositas).
Melalui rekonsiliasi, perusahaan asing dapat menyusun laporankeuangan dengan menggunakan standar akuntansi negara asal, tetapi harus menyediakanrekonsiliasi antara ukuran-ukuran akuntansi yang penting (seperti laba bersih dan ekuitaspemegang saham) di negara asal dan di negara dimana laporan keuangan dilaporkan.Sebagai contoh, Komisi Pasar Modal AS (SEC).Pengakuan bersama terjadi apabila pihak regulator di luar negara asal menerimalaporan keuangan perusahaan asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip negara asal.Sebagai contoh, Bursa Efek London menerima laporan keuangan berdasarkan GAAP ASuntuk pelaporan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan asing. Sejalan dengsn perdagangan modal maka hermonisasi menjadi penting terhadap masalah-masalah yang terkait dengan isi dengan isi laporan keuangan lintas Negara. Pendekatan dilakukan dengan cara rekonsiliasi, dan pengakuan bersama.
Dengan penyeragaman laporan keuangan yang lengkap berdasarkan prinsip yang berbeda.

1.4 Organisasi Yang Mempromosikan Harmonisasi dan Memiliki Peran Penting dalam Penetapan Standar Akuntansi Internasional
Organisasi Internasional Pendorong Harmonisasi Akuntansi
1.       International Accounting Standard Board (IASB).
2.       Komisi Uni Eropa (EU).
3.       Organisasi International Komisi Pasar Modal (IOSCO).
4.       International Federation of Accountant (IFAC).
5.       Kelompok kerja ahli pemerintah PBB dalam ISAR dan UNTACD.
6.       Kelompok kerja dalam OECD.

Sebagai tanggapan  atas kebutuhan harmonisasi standar akuntansi, berbagai upaya telah dilakukan oleh negara kapitalis. Salah satunya adalah dengan dengan mendirikan International Accounting Standard Committee (IASC) pada tahun 1973, yang sekarang berubah nama menjadi International Accounting Standard Board (IASB). Jumlah keanggotaan IASC sampai sekarang meliputi lebih dari 150 organisasi profesi akuntansi yang berasal dari negara maju dan berkembang, termasuk Indonesia. Tujuan IASC adalah
(1) merumuskan dan menerbitkan standar akuntansi sehubungan dengan
pelaporan keuangan dan mempromosikannya untuk bisa diterima secara luas di
seluruh dunia, serta
(2) bekerja untuk pengembangan dan harmonisasi standar dan
prosedur akuntansi sehubungan dengan pelaporan keuangan.
Sampai sekarang IASB telah mengeluarkan lebih dari 50 standar akuntansi. Meskipun IASB berhak untuk menetapkan dan mengeluarkan standar akuntansi, badan tersebut tidak memiliki kekuatan hukum untuk memaksakan penerapan standar akuntansi yang dihasilkan. IASC memiliki kelompok konsultatif yang disebut IASC Consultative Group yang terdiri dari pihak-pihak yang mewakili para pengguna laporan keuangan, pembuat laporan keuangan, lembaga-lembaga pembuat standar, dan pengamat dari organisasi antar-pemerintah. Kelompok ini bertemu secara teratur untuk membicarakan kebijakan, prinsip dan hal-hal yang berkaitan dengan peranan IASC.
Pembentukan IASC merupakan salah satu usaha harmonisasi standar
akuntansi yaitu untuk membuat perbedaan-perbedaan antar standar akuntansi di
berbagai negara menjadi semakin kecil. Harmonisasi ini tidak harus menghilangkan
standar akuntansi yang berlaku di setiap negara dan juga tidak menutup
kemungkinan bahwa standar akuntansi internasional yang disusun oleh IASC
diadopsi menjadi standar akuntansi nasional suatu negara.
Konvergensi IFRS
Dunia akuntansi saat ini masih disibukkan dengan adanya standar akuntansi yang baru yaitu Standar Akuntansi Keuangan Internasional IFRS. Hampir semua negara di dunia beralih ke standar tersebut, termasuk Indonesia . Isu hangat tentang harmonisasi standar akuntansi international berhubungan dengan globalisasi dalam dunia bisnis yang terjadi saat ini. Globalisasi bisnis tampak dari kegiatan perdagangan antar negara yang mengakibatkan munculnya perusahaan multi nasional. Hal ini mengakibatkan pula timbulnya kebutuhan harmonisasi akan suatu standar akuntansi yang berlaku secara luas di seluruh dunia. IASC ( International Accounting Standard Commite) sebagi lembaga yang bertujuan merumuskan dan menerbitkan standar akuntansi sehubungan dengan pelaporan keuangan dan mempromosikan untuk bisa diterima secara luas di seluruh dunia, serta bekerja untuk pengembangan dan harmonisasi standard dan prosedur akuntansi sehubungan dengan pelaporan keuangan.
International Accounting Standards, yang lebih dikenal sebagai International Financial Reporting Standards(IFRS), merupakan standar tunggal pelaporan akuntansi yang memberikan penekanan pada penilaian (revaluation) profesional dengan disclosures yang jelas dan transparan mengenai substansi ekonomis transaksi, penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu. Standar ini muncul akibat tuntutan globalisasi yang mengharuskan para pelaku bisnis di suatu Negara ikut serta dalam bisnis lintas negara. Untuk itu diperlukan suatu standar internasional yang berlaku sama di semua Negara untuk memudahkan proses rekonsiliasi bisnis. Perbedaan utama standar internasional ini dengan standar yang berlaku di Indonesia terletak pada penerapan revaluation model, yaitu kemungkinkan penilaian aktiva menggunakan nilai wajar, sehingga laporan keuangan disajikan dengan basis ‘true and fair‘.
Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan keuangan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksud dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang:
  1. Transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan.
  2. Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS.
  3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.
1.5  Pendekatan Baru Uni Eropa (EU)

-          Direktif keempat, Ketujuh, dan Kedelapan
-          Upaya Harmonisasi EU
-          Pendekatan Baru EU dan Integrasi Pasar Uang Eropa
-          Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
-          Federasi InternaSional Akuntan (IFAC)
-          Kelompok Kerja Antar Pemerintah PBB untuk pakar dalam Standar Internasional Akuntansi -dan Pelaporan (ISAR)
-          Organisasi untuk kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD)

II.                ANALISIS LAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL

2.1 Kesulitan – Kesulitan Analisis Strategi Bisnis Internasional Dan Strategi Dasar Untuk Pengumpulan Strategi
Analisis strategi bisnis merupakan langkah penting pertama dalam analisis laporan keuangan. Analisis ini memberikan pemahaman kualitatif atas perusahaan dan para pesaingnya terkait dengan lingkungan ekonominya. Dengan mengidentifikasi factor pendorong laba dan resiko usaha yang utama, analisis strategi bisnis atau usaha akan membantu para analis untuk membuat peramalan yang realistis.
Kesulitan-kesulitan analisis strategi bisnis internasional:
a. Ketersediaan informasi
b. Rekomendasi untuk melakukan analisis
Peluang dan Tantangan Analisis Lintas Batas
          Analisis keuangan lintas batas mencakup berbagai wilayah yurisdiksi, Sejumlah negara berbeda dalam praktek, kualitas Pengungkapan, sistem hukum/UU, cara, sifat dan resiko usaha.
          Kualitas informasi berhubungan erat dengan kredibilitas perusahaan Sehingga banyak negara berupaya keras memperbaiki ketersediaan dan kualitas informasi mengenai perusahaan publik.
          Globalisasi pasar modal, kemajuan IT dan kompetisi, bursa efek, dan peningkatan kegiatan perdagangan merupakan kekuatan untuk memperbaiki praktek pelaporan keuangan perusahaan.
          Globalisasi mendorong analisis domestik semakin kurang relevan. Ketergantungan satu sama lain semakin tinggi dan tidak ada perusahaan yang bisa menghindar dari peristiwa global.

2.2 Langkah – Langkah Informasi Akuntansi
Kerangka Dasar Analisis Usaha
Palepu et al. (1996) membuat kerangka dasar untuk analisis dan penilaian usaha, yaitu:
          Analisis Strategi Usaha
          Analisis Akuntansi
          Analisis Keuangan
          Analisis Prospektif

2.3 Pengaruh Analisis Akuntansi Terhadap Akuntansi Antar Negara Dan Kesulitannya Dalam Memperoleh Informasi
            Para analis perlu mengevaluasi kebijakan dan estimasi akuntansi, serta menganalisis sifat dan ruang lingkup fleksibiltas akuntansi suatu perusahaan. Berpengaruh pada kualitas pengukuran akuntansi, dan audit yang sangat dramatis. Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan yaitu :
·         Beberapa analis menyajikan ulang ukuran akuntansi asing menurut sekelompok prinsip yang diakui secara internasional atau sesuai dengan dasar lain yang lebih umum.
·         Beberapa yang lain mengembangkan pemahaman yang lengkap atas praktik akuntansi di sekelompok Negara tertentu dan membatasi analisis mereka terhadap perusahaan-perusahaan yang berlokasi di Negara-negara tersebut.
Kesulitan Dan Kelemahan Analisis Laporan Keuangan Internasional
a. Akses informasi
b. Ketepatan waktu informasi
c. Hambatan bahasa dan terminology.d. Masalah mata uang asing
e. Perbedaan dalam jenis dan format laporan keuangan.

Jumat, 26 April 2013

Akuntansi Internasional Tugas 4



PERKEMBANGAN DAN PENGUNGKAPAN AKUNTANSI INTERNASIONAL

Perkembangan Pengungkapan
Perkembangan sistem pengungkapan sangat berkaitan dengan perkembangan sistem akuntansi. Standar dan praktik pengungkapan dipengaruhi oleh sumber-sumber keuangan, sistem hukum, ikatan politik dan ekonomi, tingkat pembangunan ekonomi, tingkat pendidikan, budaya, dan pengaruh lainnya. Perbedaan nasional dalam pengungkapan umumnya didorong oleh perbedaan dalam tata kelola perusahaan dan keuangan. Di Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara Anglo Amerika lainnya, pasar ekuitas menyediakan kebanyakan pendanaan yang dibutuhkan perusahaan sehingga menjadi sangat maju. Di pasar-pasar tersebut, kepemilikan cenderung tersebar luas di antara banyak pemegang saham dan perlindungan terhadap investor sangat ditekankan. Investor institusional memainkan peranan yang semakin penting di negara-negara ini, menuntut pengembalian keuangan dan nilai pemegang saham yang meningkat.
Konsep – Konsep pengungkapan
1. Pengungkapan Cukup
Pengungkapan cukup adalah pengungkapan yang di wajibkan oleh standar akuntansi yang berlaku.
2. Pengungkapan Wajar
Pengungkapan wajar merupakan konsep yang bersifat lebih positif, pengungkapan yang wajar merupakan tujuan etis agar dapat memberikan perlakuan yang sama dan bersifat umum bagi semua pemakai laporan keuangan
3. Pengungkapan Penuh

Pendekatan Pengungkapan
1. Translasi
Memberikan penampilan internasional kepada laporan primer dan memberikan keuntungan dari sisi hubungan masayarakat
2. Informasi Khusus
Mengupayakan untuk menjelaskan kepada pembaca asing mengenai standar akuntansi tertentu yang mendasari penyusunan laporan keuangan.
3. Restatement
Melakukan estimasi terhadap beberapa besar penyesuaian laba yang terjadi seandainya GAAP dengan non negara asal yang dipakai dengan hasil akhir angka laba EPS yang konsisten.
4. Laporan primer-sekunder
Laporan primer sesuai dengan standar nasional sedangkan laporan sekunder sesuai dengan standar negara yang di tuju.

Praktik Pelaporan dan Pengungkapan
Aturan pengungkapan sangat berbeda di seluruh dunia dalam beberapa hal seperti laporan arus kas dan perubahan ekuitas, transaksi pihak terkait, pelaporan segmen, nilai wajar aktiva dan kewajiban keuangan dan laba per saham. Pada bagian ini perhatian dipusatkan pada :
1. Pengungkapan Informasi yang melihat masa depan, mencakup :
a. ramalan pendapatan, laba rugi, laba rugi per saham (EPS), pengeluaran modal, dan pos keuangan lainnya
b. informasi prospektif mengenai kinerja atau posisi ekonomi masa depan yang tidak terlalu pasti bila dibandingkan dengan proyeksi pos, periode fiskal, dan proyeksi jumlah
c. laporan rencana manajemen dan tujuan operasi di masa depan.
2. Pengungkapan Segmen
            Permintaan investor dan analis akan informasi mengenai hasil operasi dan keuangan segmen industri tergolong signifikan dan semakin meningkat. Contoh, para analis keuangan di Amerika secara konsisten telah meminta data laporan dalam bentuk disagregat yang jauh lebih detail dari yang ada sekarang. Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) juga membahas pelaporan segmen yang sangat mendetail. Laporan ini membantu para pengguna laporan keuangan untuk memahami secara lebih baik bagaimana bagian-bagian dalam suatu perusahaan berpengaruh terhadap keseluruhan perusahaan.
3. Laporan Arus Kas dan Arus dana
IFRS dan standar akuntansi di Amerika Serikat, Inggris, dan sejumlah besar negara-negara lain mengharuskan penyajian laporan arus kas.
4. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Saat ini perusahaan dituntut untuk menunjukkan rasa tanggung jawab kepada sekelompok besar yang disebut sebagai pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) – karyawan, pelanggan, pemasok, pemerintah, kelompok aktivis, dan masyarakat umum.
5. Pengungkapan khusus bagi para pengguna laporan keuangan non domestik dan atas prinsip akuntansi yang digunakan
Laporan keuangan dapat berisi pengungkapan khusus untuk mengakomodasi para pengguna laporan keuangan nondomestik. Pengungkapan yang dimaksud seperti :
a. ”Penyajian ulang untuk kenyamanan” informasi keuangan ke dalam mata uang nondomestik
b. Penyajian ulang hasil dan posisi keuangan secara terbatas menurut keompok kedua standar akuntansi
c. Satu set lengkap laporan keuangan yang disusun sesuai dengan kelompok kesua standar akuntansi; dan beberapa pembahasan mengenai perbedaan antara prinsip akuntansi yang banyak digunakan dalam laporan keuangan utama dan beberapa set prinsip akuntansi yang lain.

Pengungkapan Wajib
Setiap informasi yang diumumkan, yang dibagikan kepada para pemegang saham atau yang dilaporkan kepada badan regulator di pasar domestik. Namun demikian, kebanyakan negara tidak mengawasi atau menegakkan pelaksanaan ketentuan ”kesesuaian pengungkapan antar wilayah (yuridiksi).”
Perlindungan terhadap pemegang saham berbeda antara satu negara dengan negara lain. Negara-negara Anglo Amerika seperti Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat memberikan perlindungan kepada pemegang saham yang ditegakkan secara luas dan ketat. Sebaliknya, perlindungan kepada para pemegang saham kurang mendapat perhatian di beberapa negara lain seperti Cina contohnya, yang melarang insider trading (perdagangan yang melibatkan kalangan dalam) sedangkan penegakan hukum yang lemah membuat penegakan aturan ini hampir tidak ada.

Pengungkapan Sukarela
Beberapa studi menunjukkan bahwa manajer memiliki dorongan untuk mengungkapkan informasi mengenai kinerja perusahaan saat ini dan saat mendatang secara sukarela. Dalam laporan terakhir, Badan Standar Akuntansi Keuangan (FASB) menjelaskan sebuah proyek FASB mengenai pelaporan bisnis yang mendukung pandangan bahwa perusahaan akan mendapatkan manfaat pasar modal dengan meningkatkan pengungkapan sukarelanya. Laporan ini berisi tentang bagaimana perusahaan dapat menggambarkan dan menjelaskan potensi investasinya kepada para investor.
Sejumlah aturan, seperti aturan akuntansi dan pengungkapan, dan pengesahan oleh pihak ketiga (seperti auditing) dapat memperbaiki berfungsinya pasar. Aturan akuntansi mencoba mengurangi kemampuan manjer dalam mencatat transaksi-transaksi ekonomi dengan carayang tidak mewakili kepentingan terbaik pemegang saham. Aturan pengungkapan menetapkan ketentuan-ketentuan untuk memastikan bahwa para pemegang saham menerima informasi yang tepat waktu, lengkap dan akurat.
PENGUNGKAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
            Tata kelola perusahaan berhubungan dengan alat-alat internal yang digunakan untuk menjalankan dan mengendalikan sebuah perusahaan – tanggung jawab, akuntabilitas dan hubungan di antara para pemegang saham, anggota dewan dan para manajer yang dirancang untuk mencapai tujuan perusahaan. Masalah-masalah tata kelola perusahaan antara lain meliputi hak dan perlakuan kepada pemegang saham, tanggung jawab dewan, pengungkapan dan transparansi dan peranan pihak-pihak yang berkepentingan. Praktik tata kelola perusahaan semakin mendapat perhatian dari para regulator, investor dan analis.

PENGUNGKAPAN DAN PELAPORAN BISNIS MELALUI INTERN
World Wide Web semakin banyak digunakan sebagai saluran penyebaran informasi, dimana media cetak sekarang memainkan peranan sekunder. Bahasa Pelaporan Usaha (Extensible Business Reporting Language – XBRL) merupakan tahap awal revolusi pelaporan keuangan. Bahasa komputer ini dibangung ke dalam hampir seluruh software untuk pelaporan akuntansi dan keuangan yang akan dikeluarkan di masa depan, dan kebanyakan pengguna tidak perlu lagi mempelajari bagaimana mengolahnya sehingga secara langsung dapat menikmati manfaatnya.
PENGUNGKAPAN LAPORAN TAHUNAN DI NEGARA-NEGARA PASAR BERKEMBANG
            Pengungkapan laporan tahunan perusahaan di negara-negara pasar berkembang secara umum kurang ekstensif dan kurang kredibel dibandingkan dengan pelaporan perusahaan di negara-negara maju. Sebagai contoh, pengungkapan yang tidak cukup dan yang menyesatkan dan perlindungan konsumen yang terabaikan disebut-sebut sebagai penyebab krisis keuangan Asia Timur di tahun 1997.
Tingkat pengungkapan yang rendah di negara-negara pasar berkembang tersebut konsisten dengan sistem tata kelola perusahaan dan keuangan di negara-negara itu. Pasar ekuitas tidak terlalu berkembang, bank dan pihak internal seperti kelompok keluarga menyalurkan kebanyakan kebutuhan pendanaan dan secara umum tidak terlalu banyak adanya kebutuhan akan pengungkapan publik yang kredibel dan tepat waktu, bila dibandingkan dengan perekonomian yang lebih maju.
IMPLIKASI BAGI PARA PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN DAN PARA MANAJER
            Para manajer dari banyak perusahaan terus-menerus sangat dipengaruhi oleh biaya pengungkapan informasi yang bersifat wajib, tingkat pengungkapan wajib maupun sukarela semakin meningkat di seluruh dunia. Manajer di negara-negara yang secara tradisional memiliki pengungkapan rendah harus mempertimbangkan apakah menerapkan kebijakan peningkatan pengungkapan dapat memberikan manfaat dalam jumlah yang signifikan bagi perusahaan mereka. Lagipula, para manajer yang memutuskan untuk memberikan pengungkapan yang lebih banyak dalam bidang-bidang yang dipandang penting oleh para investor dan analis keuangan, seperti pengungkapan segmen dan rekonsiliasi, dapat memperoleh keunggulan kompetitif dari perusahaan lain yang memiliki kebijakan pengungkapan yang ketat.

TRANSLASI MATA UANG ASING
ALASAN TRANSLASI MATA UANG ASING
  • Translasi mata uang asing adalah proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya.
Translasi mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan pada pembaca informasi mengenai operasional perusahaan secara global, dengan memperhitungkan laporan keuangan mata uang asing dari anak perusahaan terhadap mata uang asing induk perusahaan.
Tiga alasan tambahan dilakukannya translasi mata uang asing, yaitu:
  1. mencatat transaksi mata uang asing;
  2. memperhitungkan efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang; dan
  3. berkomunikasi dengan peminat saham asing.
LATAR BELAKANG DAN TERMINOLOGI
Transaksi mata uang bisa terjadi langsung di pasar spot, pasar forward, atau pasar swap.
  • Kurs pasar spot dipengaruhi berbagai faktor, termasuk juga perbedaan tingkat inflasi antar negara, perbedaan pada saham nasional, dan ekspektasi mengenai arah tingkat mata uang selanjutnya. Kurs ini bersifat langsung atau tidak langsung.
  • Kurs pada pasar forward adalah persetujuan untuk mentranslasikan sejumlah mata uang yang telah ditetapkan untuk masa yang akan datang.  Transaksi pada pasar forward mendapatkan potongan atau premi dari pasar spot, atau sebagai tingkat palsu pasar forward.
  • Transaksi kurs swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward yang simultan, atau penjualan spot dan pembelian forward mata uang.
A)    Perbedaan translasi dan konversi antar mata uang asing.
Translasi tidak sama dengan konversi. Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, seperti halnya sebuah neraca yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang kedalam nilai ekuivalen dollar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi seperti bila dilakukan konversi. Saldo-saldo dalam mata uang asing ditranslasikan menjadi nilai ekuivalen mata uang domestic berdasarkan kurs nilai tukar valuta asing yaitu harga satu unit suatu mata uang yang dinyatakan dalam mata uang lainnya. Mata uang Negara dagang utama dibeli dan dijual dalam pasar global. Dengan dihubungkan lewat jaringan telekomunikasi yang canggih, para pelaku pasar mencakup bank dan perantara mata uang lainnya, kalangan usaha, para individu, dan pedagang professional. Dengan menyediakan tempat bagi para pembali dan penjual mata uang, pasar mata uang asing memfasilitasi transfer pembayaran internasional (contoh: dari importer kepada eksportir), memungkinkan terjadinya pembelian atau penjualan internasional secara kredit (contoh: letter of credit suatu bank yang memungkinkan barang dikirimkan kepada pembeli yang belum dikenal sebelum dilakukan pembayaran), dan meyediakan alat bagi para individu atau kalangan usaha untuk melindungi diri mereka dari resiko nilai mata uang yang tidak stabil.
Transaksi mata uang asing terjadi pada pasar spot, forward, atau swap. Mata uang yang dibeli atau dijual pada spot umumnya harus dikirimkan secepatnya, yaitu dalam waktu 2 hari kerja. Kurs pasar spot dipengaruhi oleh banyak factor, termasuk perbedaan tingkat inflasi antar Negara, perbedaan suku bunga nasional dan ekspektasi terhadap arah nilai tukar di masa mendatang. Transaksi pada pasar forward adalah perjanjian untuk melakukan pertukaran suatu mata uang dengan jumlah tertentu ke dalam mata uang lain pada suatu tanggal di masa depan. Kuotasi pada pasar forward dinyatakan dengan diskonto atau premium dari kurs spot.
Transaksi swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward atau penjualan spot atau pembelian forward, atas suatu mata uang secara bersamaan. Investor sering memanfaatkan transaksi swap untuk mengambil keuntungan dari tingkat suku bunga yang lebih tinggi di suatu Negara asing, dalam kesempatan yang sama melindungi diri terhadap pergerakan yang tidak menguntungkan dari kurs nilai tukar valuta asing.
B)    Istilah dalam translasi mata uang asing.
Translasi adalah penjabaran mata uang asing. Translasi merupakan pertukaran mata uang asing (diatur oleh IAD no.21)
1. Translasi terjadi apabila perusahaan anak cabang telah signifikan, dan
ada MNC (Multy National Corporete)
2. Translasi merubah satuan yang berbeda-beda menjadi satuan uang.
3. translasi yang bermain krus
Translasi merupakan proses penerjemahan bahasa pemograman ( source code) menjadikan sebuah file atau berupa tampilan lain. Proses Transalai meliputi istilah: Compile, Interpret, dan Link. Program aplikasi computer (perangkat lunak) yang biasa dikembangkan dapat berada dalam tiga bentuk:
1.      Source-code
2.       Intermediate-code
3.       Executable-code
Ada Dua Proses Tahap Translasi :
1.      Translasi dari source-code ke intermediate-code
2.     Translasi dari intermediate-code ke executable-code Variasi Pendekatan Translasi
Pendekatan translasi program komputer dalam bentuk source-code ke executable-code :


1.   Full-interpretation. Translasi dari source-code langsung ke executable-code dengan menggunakan sat tahap saja.
2.     Mixed. Translasi dari source-code ke intermediate-code bersifat compile (dihasilkan output file). Translasi dari intermediate-code ke executable-code bersifat interpret (tidak dihasilkan output file).

3.   Full-compilation. Translasi dari source-code ke intermediate-code bersifat compile (output file ada). Translasi dari intermediate-code ke executable-code bersifat compile juga (output file ada).Kata ‘compile’ dipakai sebagai istilah translasi yang menghasilkan output file . Untuk selanjutnya, kata compile bermakna ‘translasi dari source-code ke intermediate-code (yang menghasilkan output file)’.Dalam praktek, pemakaian kata ini sangat sembarangan, bisa berarti apa.

EFEK LAPORAN KEUANGAN TERHADAP KURS ALTERNATIF TRANSLASI MATA UANG ASING
Tiga kurs translasi yang digunakan untuk mentranslasikan neraca mata uang asing terhadap mata uang domestic, yaitu:
  • Kurs saat ini; kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan.
  • Kurs historis; translasi mata uang yang berlaku saat asset dengan mata uang pertama kali didapatkan atau saat kewajiban dengan mata uang asing pertama kali muncul.
  • Kurs rata-rata; nilai rata-rata biasa atau dengan pembobotan baik pada kurs historis atau saat ini.
  • Perspektif Transaksi Tunggal
Pada transaksi tunggal, penyesuaian nilai tukar (baik stabil atau tidak) dimasukkan sebagai penyesuaian terhadap pembukuan transaksi awal dengan alasan bahwa transaksi dan perjanjiannya merupakan kejadian tunggal.
  • Perspektif Transaksi Ganda
Pada perspektif transaksi ganda, penerimaan piutang mempertimbangkan kejadian yang terpisah dari penjualan yang memberikan tambahan pendapatan.

TRANSLASI MATA UANG ASING
  • Metode Nilai Tukar Tunggal
  • Metode Nilai Tukar Ganda
    • Metode Current-Noncurrent
    • Metode Moneter-Nonmoneter
    • Metode Kurs Sementara

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN TRANSLASI MATA UANG ASING
Pendekatan akuntansi untuk penyesuaian translasi mata uang asing, yaitu:
1)      Penangguhan
2)      Penangguhan dan Amortisasi
3)      Penangguhan Sebagian
4)      Tidak Ada Penangguhan

PENGEMBANGAN AKUNTANSI TRANSLASI MATA UANG ASING
Beberapa perspektif historis tentang akuntansi translasi mata uang asing di Negara Amerika, sebagai berikut:
1)      Pra-1965
Praktik translasi mata uang asing masih dipandu oleh BAB 12 dari Accounting Research Bulletin No. 43.
2)      1965-1975
Translasi mata uang asing seluruh pembayaran dan penerimaan mata uang asing pada kurs saat ini diperbolehkan setelah Accounting Principles Board Opinion No. 6 dikeluarkan pada tahun 1965.
3)      1975-1981
FASB mengeluarkan FAS No. 8 pada tahun 1975.
4)      1981-Sekarang
FASB mengeluarkan Satetement of Financial Accounting Standards No. 52 pada tahun 1981.
GAMBARAN STANDAR NO. 52/STANDAR AKUNTANSI INTERNATIONAL 21
  • Translasi saat Mata Uang Lokal adalah Mata Uang Fungsional
Prosedur kurs saat ini yang digunakan adalah:
1)      Seluruh asset dan kewajiban asing yang ditranslasikan terhadap dolar menggunakan nilai tukar yang berlaku pada tanggal neraca; akun modal ditranslasikan pada kurs historis.
2)      Pendapatan dan beban ditranslasikan menggunakan nilai tukar yang berlaku pada waktu transaksi, walaupun nilai tukar rata-rata tambahan dapat digunakan untuk kelayakan.
3)      Keuntungan dan kerugian dilaporkan dalam komponen ekuitas gabungan pemegang saham yang terpisah. Penyesuaian nilai tukar tersebut tidak dimasukkan ke dalam laporan laba-rugi hingga operasional luar negeri telah terjual atau investasi telah diputuskan tidak bernilai.
  • Translasi saat Mata Uang Induk Perusahaan adalah Mata Uang Fungsional
1)      Aset dan kewajiban serta nonmoneter bernilai pada harga pasar saat itu ditranslasikan menggunakan nilai tukar yang berlaku pada saat laporan keuangan; item nonmoneter lainnya dan modal ditranslasikan pada kurs historis.
2)      Pendapatan dan beban ditranslasikan menggunakan nilai tukar rata-rata untuk periode kecuali item yang berhubungan dengan item nonmoneter (contoh: biaya penjualan dan beban depresiasi), yang ditranslasikan menggunakan kurs historis.
3)      Keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing direfleksikan dalam pendapatan lancar.
  • Translasi saat Mata Uang Asing adalah Mata Uang Fungsional
Usaha gabungan asing mungkin akan tetap mencatat pembukuannya dalam satu mata uang asing saat mata uang fungsionalnya adalah mata uang asing lain. Dalam situasi ini, laporan keuangan akan dihitung ulang dari mata uang local ke dalam mata uang fungsional (metode kurs sementara) lalu ditranslasikan ke dalam dolar AS menggunakan metode kurs saat ini.

PELAPORAN  KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA

Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga
Definisi Perubahan Harga
Untuk memahami makna istilah perubahan harga (changing prices), harus dibedakan antara pergerakan harga umum dan pergerakan harga spesifik, yang keduanya masuk dalam istilah perubahan harga itu.
a.       Perubahan harga umum
Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Unit-unit moneter memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian daya beli. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut inflasi (inflation), sedangkan penurunan harga disebut deflasi (deflation).
b.      Perubahan harga spesifik
Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan penawaran.

Selama periode inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesar biaya akuisisi awalnya jaang mencerminkan nilai terkininya (yang lebih tinggi). Nilai aktiva yang dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi. Nilai aktiva  yang dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi. Dari sudut pandang manajemen, ketidakakuratan pengukuran ini mendistorsi:
a.       Proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis
b.      Anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja
c.       Data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan.

Laba yang dinilai lebih pada gilirannya akan menyebabkan:
Kenaikan dalam proporsi pajak.
• Permintaan dividen lebih banyak dari pemegang saham.
• Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari para pekerja.
• Tindakan yang merugikan dari Negara tuan rumah (seperti pengenaan pajak keuntungan yang sangat besar).

Kegagalan untuk menyesuaikan data keuangan perusahaan terhadap perubahan dalam daya beli unit moneter juga menimbulkan kesulitan bagi pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan kinerja operasi perusahaan yang dilaporkan.
Fungsi  mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit yaitu :
1. Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada transaksi dan keadaan yang dihadapi suatu perusahaan. Para pengguna tidak memiliki informasi yang lengkap mengenai faktor-faktor ini.
2. Mengelola masalah yang ditimbulkan oleh perubahan harga bergantung pada pemahaman yang akurat atas permasalahan tersebut. Pemahaman yang akurat memerlukan kinerja usaha yang dilaporkan dalam kondisi-kondisi yang memperhitungkan pengaruh perubahan harga.
3. Laporan dari para manajer mengenai permasalahan yang disebabkan oleh perubahan harga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha menerbitkan informasi keuangan yang membahas masalah-masalah tersebut
Penyebab inflasi :
1)         Kebijakan moneter
2)         Kebijakan fiskal
3)         Biaya pemilihan umum yang terlalu besar
4)         Penyebaran inflasi international