ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA BENGKEL INTAN MULIA MOTOR
FAUZIAH KHAIRUNNISA
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2012
E-mail: fauziah_khairunnisa@yahoo.co.id
Pembimbing: Dr. Imam Subaweh, SE., AK., MM
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem informasi penerimaan kas yang sedang berjalan pada Bengkel Intan Mulia Motor, mengetahui apakah sistem penerimaan kas tersebut sudah berjalan dengan efektif, dan membuat bagaimana alternatif perancangan sistem penerimaan kas yang diusulkan penulis. Data yang digunakan merupakan data kualitatif yang diperoleh langsung dari pihak bengkel berupa prosedur penerimaan kas. Alat perancangan ini menggunakan Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), dan Normalisasi. Kemudian akan dilanjutkan dengan perancangan database, input dan output. Berdasarkan hasil penelitian penulis menemukan bahwa prosedur sistem penerimaan kas bengkel tersebut belum berjalan dengan efektif, hal ini disebabkan karena adanya kerangkapan tugas dan tanggung jawab dalam fungsi-fungsi yang terkait. Selain itu juga terdapat kekurangan dan kelemahan pada dokumen yang digunakan, pencatatan transaksi penerimaan kas, dan laporan yang dihasilkan masih dilakukan secara manual. Kelemahan tersebut dapat memicu terjadinya kecurangan dan manipulasi data yang mungkin saja dilakukan oleh karyawan. Penulis menyarankan agar sebaiknya perusahaan memperbaiki pengarsipan dokumen pada masing-masing fungsi yang terkait, mencetak dokumen yang dibutuhkan, dan menghasilkan laporan yang sesuai dalam sistem penerimaan kas. Selain itu penulis juga menyarankan untuk menggunakan sistem informasi akuntansi yang terkomputerisasi agar sistem tersebut dapat berjalan lebih efektif.
Kata Kunci: Analisis, Perancangan, Sistem Informasi Akuntansi, Penerimaan Kas.
ABSTRACT
This study aims to determine how the information system of cash receipts that are running on Intan Mulia Motor Repair, knowing whether the cash receipt system is already operating effectively, and make what cash receipts system design alternatives are proposed authors. The data used is the qualitative data obtained directly from the workshop in the form of cash receipts procedures. This design tool using Data Flow Diagrams (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), and normalization. It will then proceed with database design, input and output. Based on the results of the study authors found that the cash receipt system repair procedure has not been carried out effectively, it is due to kerangkapan duties and responsibilities related functions. There are also flaws and weaknesses in the documents used, the recording of cash receipts transactions, and reports generated are still done manually. The vulnerability can be triggered fraud and manipulation of data that may be performed by employees. The authors suggested that the company should improve the archiving of documents for each related functions, print documents needed, and generate the appropriate reports in a system of cash receipts. Moreover, I also recommend using a computerized accounting information system so that the system can be run more effectively.
Keywords: Analysis, Design, Accounting Information Systems, Cash Receipts.
PENDAHULUAN
Pesatnya perkembangan dunia perekonomian, berpengaruh pula pada perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, membuat perubahan lingkungan bisnis dalam usaha menjadi semakin tidak terduga. Karena tuntutan perkembangan zaman kebutuhan akan informasi yang akurat, tepat waktu, dan relevan menjadi suatu keharusan bagi setiap perusahaan. Oleh karena itu informasi yang dibutuhkan oleh para pembuat keputusan, bukan hanya kebutuhan informasi akuntansi standar seperti laporan keuangan saja tetapi cenderung lebih banyak ke arah informasi khusus dan spesifik untuk tujuan tertentu, yang lebih sering disebut informasi manajemen. Untuk itu diperlukan sistem informasi yang baik agar dapat menghasilkan informasi yang baik dan berkualitas, sehingga secara tidak langsung meningkatkan kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan akhir perusahaan.
Untuk itu sistem informasi pada setiap perusahaan harus dibangun sesuai dengan kebutuhan usaha dan kegiatan bisnis yang dilakukan oleh setiap perusahaan. Mengingat begitu pentingnya penerapan sistem informasi akuntansi dalam suatu perusahaan, maka setiap perusahaan dituntut untuk menerapkan Sistem Informasi Akuntansi yang sesuai dengan kondisi masing-masing perusahaan. Salah satu sistem yang digunakan oleh perusahaan adalah Sistem Akuntansi Penerimaan Kas.
Hal ini disebabkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi sebagai organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan manajemen. Sistem informasi akuntansi pada perusahaan dibangun dengan tujuan utama untuk mengolah data keuangan yang berasal dari berbagai sumber menjadi informasi yang diperlukan oleh berbagai macam pemakai baik internal maupun eksternal.
Peranan sistem akuntansi sangat besar bagi perusahaan, karena merubah dari pencatatan yang manual ke pencatatan yang berupa bagan alur flowchart. Sistem akuntansi hampir mewakili semua informasi yang ada selama perusahaan tersebut berjalan. Penggunaan bagan alur berupa flowchart untuk merancang sistem informasi sangat diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Hal itu juga yang harus menjadi perhatian Bengkel Intan Mulia Motor sebagai perusahaan yang menjual jasa untuk pelayanan reparasi spare part motor. Peranan sistem akuntansi sangat besar bagi pelayanan reparasi spare part motor. Penerimaan kas harus dilaksanakan secara efektif dan efisien agar tidak terjadi penyalahgunaan kas.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari hasil peneltian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang sedang berjalan pada Bengkel Intan Mulia Motor.
2. Untuk mengetahui apakah sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang sedang berjalan pada Bengkel Intan Mulia Motor sudah berjalan dengan efektif.
3. Untuk membuat bagaimana alternatif perancangan sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang efektif pada Bengkel Intan Mulia Motor.
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Akuntansi menurut Krismiaji (2005 : 4) adalah sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan dan mengoperasikan bisnis.
Menurut Romney dan Steinbart (2003 : 3) menyatakan bahwa Sistem informasi akuntansi adalah sistem yang mengumpulkan, mencatat dan memproses data untuk menghasilkan informasi untuk pengambilan keputusan. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa “Sistem Informasi Akuntansi merupakan sebuah sistem yang mengumpulkan, mencatat dan memproses data guna menghasilkan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan.
Penerimaan Kas
Pengertian penerimaan kas menurut Soemarso S. R (2004 : 172) mengemukakan bahwa penerimaan kas adalah suatu transaksi yang menimbulkan bertumbuhnya saldo kas dan bank milik perusahaan yang diakibatkan adanya penjualan hasil produksi, penerimaan piutang maupun hasil transaksi lainnya yang menyebabkan bertambahnya kas.
Sistem penerimaan kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk melakukan kegiatan penerimaan kas yang diterima perusahaan baik berupa uang tunai maupun surat-surat berharga yang mempunyai sifat dapat segera digunakan, yang berasal dari transaksi perusahaan maupun penjualan tunai, pelunasan piutang, atau transaksi lainnya yang dapat menambah kas perusahaan. Menurut Mulyadi (2008 : 455) sumber penerimaan kas terbesar suatu perusahaan dagang berasal dari transaksi penjualan tunai.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penerimaan kas adalah transaksi-transaksi yang mengakibatkan bertumbuhnya saldo-saldo kas tunai, dan atau rekening bank milik perusahaan baik yang berasal dari pendapatan tunai, penerimaan piutang, penerimaan transfer maupun penerimaan-penerimaan lainnya.
Analisis Sistem
Analisis sistem (systems analysis) dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.
Tahap analisis dilakukan setelah tahap perencanaan sistem dan sebelum tahap desain sistem. Tahap ini merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan dalam tahap ini menyebabkan kesalahan pada tahap selanjutnya. Misalnya anda dihadapkan pada suatu sistem untuk menentukan seberapa jauh sistem tersebut telah mencapai sasarannya. Jika sistem mempunyai beberapa kelemahan, anda harus dapat menemukannya. Di dalam analisis sistem juga terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan oleh analisis sistem seperti :
1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah
2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada
3. Analyze, yaitu menganalisis sistem
4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.
Perancangan Sistem
Definisi perancangan menurut Al-Bahra Bin Ladjamudin (2005 : 51) perancangan adalah kemampuan untuk membuat berupa alternatif pemecahan masalah. Sedangkan menurut Azhar Susanto (2004 : 332) perancangan adalah spesifikasi umum dan terinci dari pemecahan masalah berbasis komputer yang telah dipilih selama tahap analisis. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa perancangan adalah kemampuan untuk membuat alternatif pemecahan masalah berbasis komputer selama tahap analisis. Dengan demikian perancangan sistem dapat diartikan sebagai berikut ini :
1. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem
2. Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional
3. Persiapan untuk rancang bangun implementasi
4. Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk
5. Yang dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesalahan yang utuh dan berfungsi
6. Termasuk menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem
Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini, terdapat penelitian-penelitian sebelumnya yang berisikan data atau informasi yang terdapat pada penulisan ini. Data atau informasi yang didapat dari beberapa penelitian sejenis adalah sebagai berikut:
No.
Nama Peneliti Judul Kata kunci Hasil Penelitian
1. Ridwan Nurhadi (2010) ANALISIS PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS (Studi Kasus Rumah Sakit Ananda Bekasi) Analisis, Perancangan, Sistem Informasi Akuntansi, Penerimaan kas, Pengeluaran kas Variabel Analisis, Perancangan, dan Sistem Informasi Akuntansi dapat meningkatkan efektivitas dan efisien kerja bagian administrasi dalam mengelola informasi dengan memberikan kemudahan dan kecepatan pelayanan. Penerimaan kas dan pengeluaran kas dilakukan dengan pembuatan DFD, ERD, Normalisasi, dan dilanjutkan dengan database.
2. Ambar Wati (2010) ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN PADA PT. PIRUS INTIDINAMIKA Analisis, Perancangan, Sistem Informasi Akuntansi, Pembelian Analisis, perancangan, dan Sistem Informasi Akuntansi sistem pembelian yang dijalankan perusahaan masih memiliki kekurangan dan kelemahan dalam hal pemisahan fungsi, prosedur pembelian yang dilakukan, dokumen yang digunakan, pencatatan transaksi pembelian, serta laporan yang dihasilkan. Kemudian merancang sistem informasi akuntansi pembelian yang mampu mengatasi kelemahan dan kekurangan tersebut. Perancangan ini meliputi desain konseptual dan desain fisik, tetapi sebatas desain output, desain input dan desain database.
3.
Fenny (2007) EVALUASI ATAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BUANA INDOMOBIL TRADA PANTAI INDAH KAPUK (PIK) Evaluasi, Sistem Informasi Akuntansi, Penjualan, Peneriman Kas Hasil penelitian yang diperoleh menunjukan adanya kelemahan-kelemahan yaitu pemasukkan data pemesanan pelanggan melalui telepon tidak didukung dengan dokumen tertulis, terdapat perangkapan fungsi administrasi oleh sales counter, tidak independennya fungsi pengawas data, dan bukti penerimaan kas dan bank tidak langsung disetorkan kepada bank. Perusahaan sudah sudah mempunyai suatu sistem informasi akuntansi yang sudah cukup baik, sudah berjalan cukup efektif dan efisien untuk kegiatan penjualan dan penerimaan kas.
4. Petra Christian (2009) PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA CV. INTIGUNA PRATAMA Sistem Informasi Akuntansi, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal, Laporan Neraca. Pembuatan ini dimulai dengan melakukan desain sistem informasi akuntansi pada CV. Intiguna Pratama. Kemudian dilanjutkan dengan membuat desain ERD, dan desain interface program. Pembuatan tersebut menghasilkan laporan keuangan yang berupa laporan pembelian dan penjualan, laporan penerimaan dan pengeluaran kas, laporan perubahan modal, neraca dan laporan laba rugi dalam periode tertentu secara otomatis dan akurat tanpa memerlukan perhitungan-perhitungan yang panjang terlebih dahulu.
5. Hilda (2010) ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PADA CV. DEKATAMA Sistem Informasi Akuntansi, Penjualan Tunai, Penjualan Kredit, Penjualan Konsinyasi, Berorientasi Objek. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode analisis dan metode perancangan yang menggunakan pendekatan berorientasi objek. Dengan dirancangnya Sistem Informasi Akuntansi Penjualan, Piutang dan Penerimaan Kas diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak manajemen perusahaan seperti menyediakan informasi yang lebih mudah diperoleh dan lebih lengkap, menerapkan pengendalian internal yang baik, menerapkan kriteria limit kredit bagi setiap pelanggan, dan melakukan analisa umur piutang.
METODE PENELITIAN
Objek Penelitian
Objek yang menjadi penelitian oleh penulis adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa yang menghasilkan pelayanan reparasi kendaraan bermotor yaitu Bengkel Intan Mulia Motor yang terletak di Jalan Baru Under Pass Bekasi Timur. Perusahaan Bengkel ini didirikan pada bulan Desember tahun 2006.
Data yang Digunakan
Dalam penelitian ini, data yang akan dibahas oleh penulis adalah data yang berhubungan dengan sistem penerimaan kas yang ada pada Bengkel Intan Mulia Motor. Data yang digunakan dalam penelitian berupa keterangan - keterangan dari bagian - bagian yang terkait, seperti work order, faktur pembayaran, LKUH (Laporan Keuangan Harian Bengkel), data harga jasa service, data karyawan, dan bukti setor.
Alat Analisis yang Digunakan
Alat analisis yang digunakan oleh penulis adalah analisis deskriptif kualitatif yaitu analisis yang menggunakan data yang diperoleh penulis, kemudian dibandingkan dengan teori-teori. Deskriptif merupakan penyajian data yang dihasilkan dari penelitian dengan memberikan gambaran apa adanya atau sesuai dengan kenyataan. Berdasarkan analisis yang telah dibuat kemudian penulis berusaha untuk memberikan usulan pemecahannya. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut :
1. Sistem Analisis
Pada tahap ini penulis melakukan investigasi (pemeriksaan awal) dan survei sistem untuk mengumpulkan data tentang sistem manual penerimaan kas atas penjualan jasa dan penjualan spare part motor secara tunai pada Bengkel Intan Mulia Motor.
2. Desain Sistem
Pada tahap ini penulis mulai merancang sistem dengan membuat pemodelan proses (dengan menggunakan Data Flow Diagram) yaitu model yang menggambarkan aliran data dan proses untuk mengolah data dalam suatu sistem, pemodelan data (dengan menggunakan Entity Relationship Diagram) yaitu model untuk menjelaskan hubungan antar data dalam basis data berdasarkan objek-objek dasar data yang mempunyai hubungan antar relasi. Sedangkan normalisasi adalah proses untuk mengorganisasikan file untuk menghilangkan grup elemen yang berulang-ulang. Lalu setelah itu dilanjutkan dengan desain database,input dan output.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Prosedur Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Yang Diterapkan
Gambar 4.7 Bagan Alir Dokumen Sistem Penerimaan Kas
yang Diterapkan Secara Keseluruhan
Gambar 4.8 Bagan Alir Dokumen Sistem Penerimaan Kas
Yang Diusulkan Secara Keseluruhan
Perancangan Sistem Penerimaan Kas Yang Diusulkan
1. Diagram Konteks
Gambar 4.9 Diagram Konteks
2. Diagram Zero
Gambar 4.10 Diagram Zero
3. Diagram Level Satu Proses Satu
Gambar 4.11 Diagram Level Satu Proses Satu
4. Diagram Level Satu Proses Dua
Gambar 4.12 Diagram Level Satu Proses Dua
5. Diagram Level Satu Proses Tiga
Gambar 4.13 Diagram Level Satu Proses Tiga
Entity Relationship Diagram (ERD)
Gambar 4.14 Entity Relationship Diagram
Normalisasi
a. Bentuk tidak normal (Unnormal)
Gambar 4.15 Normalisasi Unnormal Penerimaan Kas
b. Bentuk Normal Kesatu (1NF)
Gambar 4.16 Bentuk Normal Kesatu (1NF)
c. Bentuk Normal Kedua (2NF)
Gambar 4.17 Bentuk Normal Kedua (2NF)
Perancangan Database Sistem Yang Diusulkan
Tabel 4.2
Perancangan Database Pelanggan
No. Field Name Data Type Field Properties
Field Size Caption
1.
kd_plgn Text 7 Kode Pelanggan
2. nm_dpn Text 20 Nama Depan
3. nm_blkg Text 20 Nama Belakang
4. nm_jln Text 30 Nama Jalan
5. no_rmh Number Byte Nomer Rumah
6. nm_kota Text 20 Nama Kota
7. kd_pos Number Integer Kode Pos
8. jns_mtr_plgn Text 10 Jenis Motor Pelanggan
9. no_polisi_plgn Text 9 Nomer Polisi Pelanggan
Sumber : Hasil Olahan Penulis
Tabel 4.3
Perancangan Database Transaksi
No. Field Name Data Type Field Properties
Field Size Caption
1. tgl_trans Date 8 Tanggal Transaksi
2. kd_jasa Text 7 Kode Jasa
3. kd_plgn Text 7 Kode Pelanggan
4. kd_brg Text 7 Kode Barang
5. no_urut_trans Number Byte Nomer Urut Transaksi
Sumber : Hasil Olahan Penulis
Tabel 4.4
Perancangan Database Jasa
No. Field Name Data Type Field Properties
Field Size Format Caption
1. kd_jasa Text 7 - Kode Jasa
2.
nm_jasa Text 10 - Nama Jasa
3. hrg_service Currency - “Rp”#,### Harga Service
Sumber : Hasil Olahan Penulis
Tabel 4.5
Perancangan Database Spare Part
No. Nama Field Data Type Field Properties
Field Size Format Caption
1. kd_brg Text 7 - Kode Barang
2. nm_brg Text 7 - Nama Barang
3. jmlh_brg Number Byte - Jumlah Barang
4. hrg_brg Currency - “Rp”#,### Harga Barang
Sumber : Hasil Olahan Penulis
Tabel 4.6
Perancangan Database Pembayaran
No. Field Name Data Type Field Properties
Field Size Format Caption
1. no_urut_trans Number Byte - Nomer Urut Transaksi
2. tgl_byr Date 8 - Tanggal Bayar
3. kd_byr Text 7 - Kode Bayar
4. kd_plgn Text 7 - Kode Pelanggan
5. jmlh_byr Currency - “Rp”#,### Jumlah Bayar
Sumber : Hasil Olahan Penulis
Tabel 4.7
Perancangan Database Rekening
No. Field Name Data Type Field Properties
Field Size Format Caption
1. tgl_byr Date 8 - Tanggal Bayar
2.
kd_rek Number Byte - Kode Rekening
3. nm_rek Text 30 - Nama Rekening
4. Nominal Currency - “Rp”#,### Nominal
Sumber : Hasil Olahan Penulis
Tabel 4.8
Perancangan Database Jurnal
No. Field Name Data Type Field Properties
Field Size Format Caption
1. tgl_trans Date 8 - Tanggal Transaksi
2. kd_rek Text 10 - Kode Rekening
3. Perkiraan Text 30 - Perkiraan
4. Debit Currency - “Rp”#,### Debit
5. Kredit Currency - “Rp”#,### Kredit
6. saldo Currency - “Rp”#,### Saldo
Sumber : Hasil Olahan Penulis
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dari Bab IV sebelumnya pada analisis dan perancangan sistem informasi akuntansi penerimaan kas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem informasi akuntansi penerimaan kas Bengkel Intan Mulia Motor yang sedang berjalan diketahui dari data kualitatif berupa prosedur penerimaan kas. Prosedur tersebut dilihat berdasarkan tugas dan tanggung jawab dari fungsi-fungsi yang terkait. Dari hasil penelitian yang didapat terdiri dari tiga prosedur pada bengkel ini diantaranya prosedur bagian front desk, bagian asisten, dan bagian montir. Namun pada prosedur bagian front desk hanya dilakukan oleh satu orang yang sama.
2. Sistem informasi akuntansi penerimaan kas pada perusahaan Bengkel Intan Mulia Motor berjalan kurang efektif, hal ini terjadi karena adanya kerangkapan tugas dan tanggung jawab pada prosedur bagian front desk yang hanya dilakukan oleh satu orang yang sama. Selain prosedur penerimaan kas, penulis juga menemukan kekurangan dan kelemahan pada dokumen yang digunakan, pencatatan transaksi penerimaan kas, dan laporan yang dihasilkan yang belum terkomputerisasi atau masih dilakukan secara manual. Kelemahan tersebut dapat memicu terjadinya kecurangan dan manipulasi data yang mungkin saja dilakukan oleh karyawan.
3. Alternatif perancangan sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang diusulkan penulis dirancang untuk mampu mengatasi kelemahan dan kekurangan seperti yang telah disebutkan di atas, serta mampu memenuhi kebutuhan dari para pengguna sistem. Perancangan sistem informasi akuntansi penerimaan kas tersebut menghasilkan beberapa file atau database yang nantinya akan diolah menjadi laporan seperti laporan penerimaan kas dan laporan penjualan. Dengan perancangan sistem tersebut, penulis dapat mengetahui apa saja yang seharusnya diperbaiki agar sistem penerimaan kas berjalan dengan efektif, tepat, lengkap, akurat dan terkomputerisasi.
Saran
Berdasarkan kelemahan-kelemahan yang ditemukan, maka penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Perusahaan sebaiknya membuat pemisahan tugas dan tanggung jawab agar tidak ada lagi kerangkapan tugas dari fungsi yang terkait.
2. Perusahaan seharusnya memperbaiki pengarsipan dokumen pada masing-masing fungsi yang terkait, mencetak dokumen yang dibutuhkan, menghasilkan laporan yang terkait dalam sistem penerimaan kas.
3. Perusahaan sebaiknya mempertimbangkan untuk menggunakan sistem penerimaan kas yang terkomputerisasi untuk mengatasi kelemahan yang terdapat sebelumnya dengan tetap memperhatikan kemampuan perusahaan. Diharapkan dengan pertimbangan pemakaian sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang terkomputerisasi dapat membantu pihak manajemen serta pimpinan dalam mengambil keputusan dan membantu tugas dan tanggung jawab karyawan menjadi lebih efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki. 2003. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 5. Yogyakarta: Offset
Gajah Mada University Press.
Bin Ladjmudin, Al-Bahra. 2005. Konsep Sistem Basis Data dan Implementasinya.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Davis, Gordon B. 2002. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen. Jakarta:
PT. Pustaka Binaman Pressindo.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat.
James, A.Hall. 2007. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 3, terjemahan Amir Abadi
Yusuf. Jakarta: Salemba Empat.
Krismiaji. 2005. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: Penerbit unit dan
Percetakan AMP YKPN.
McLeod, Raymond and George P Schell. 2004. Management Information System (9th ed). New Jersey: Prentice Hall.
Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi, Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.
Romney, Marshall B dan Paul John Steinbart. 2003. Accounting Information
System. Jakarta: Salemba Empat
SR, Soemarso. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Rimeka Cipta.
Susanto, Azhar. 2004. Sistem Informasi Akuntansi Konsep dan Pengembangan
Berbasis Komputer. Bandung: Lingga Jaya
Weygandt. Jerry J, Donald E Kieso dan Paul D Kimmel. 2007. Accounting
Principles. Ed.7. Jakarta: Salemba Empat.
Witarto. 2004. Memahami Sistem Informasi. Bandung : Informatika
Untuk Tugas ku
Just share my tasks and give information to needy ^_^
Sabtu, 08 Juni 2013
Senin, 13 Mei 2013
Harmonisasi Akuntansi Internasional dan Analisis Laporan Keuangan Internasional
I.
Harmonisasi Akuntansi Internasional
1.1
Perbedaan Harmonisasi dan Standarisasi Yang Berlaku Dalam Standar Akuntansi
Harmonisasi merupakan proses untuk meningkatkan
kompatibilitas (kesesuaian) praktek akuntansi dengan menentukan batasan –
batasan seberapa besar praktek – praktek tersebut dapat beragam. Standar
harmonisasi ini bebas dari konflik logika dan dapat meningkatkan
komparatibilitas (daya banding) informasi keuangan yang berasal dari berbagai
Negara.
Istilah harmonisasi dan standardisasi berbeda, standardisasi berarti penetapan sekelompok aturan yang kaku dan sempit dan bahkan mungkin penerapan satu standar atau aturan tunggal dalam segala situasi. Penerapan standar internasional di dalam akuntansi bersifat sukarela dan tergantung, untuk diterima, pada niat baik dari mereka yang menggunakan standar akuntansi. Situasi termudah akan muncul ketika suatu standar internasional hanya merupakan tiruan dari standar nasional. Ketika standar nasional dan internasional berbeda satu sama lain praktek yang ada dewasa ini adalah mengunggulkan standar nasional.
Istilah harmonisasi dan standardisasi berbeda, standardisasi berarti penetapan sekelompok aturan yang kaku dan sempit dan bahkan mungkin penerapan satu standar atau aturan tunggal dalam segala situasi. Penerapan standar internasional di dalam akuntansi bersifat sukarela dan tergantung, untuk diterima, pada niat baik dari mereka yang menggunakan standar akuntansi. Situasi termudah akan muncul ketika suatu standar internasional hanya merupakan tiruan dari standar nasional. Ketika standar nasional dan internasional berbeda satu sama lain praktek yang ada dewasa ini adalah mengunggulkan standar nasional.
Sedangkan untuk harmonisasi jauh lebih fleksibel
(luwes) dan terbuka, sehingga tidak menggunakan pendekatan satu ukuran untuk
semua, tetapi mengakomodasi beberapa perbedaan dan telah mengalami kemajuan
yang besar secara internasional dalam beberapa tahun terakhir. Jadi istilah
harmonisasi sebagai kebalikan dari standardisasi memilki arti sebuah
rekonsiliasi atas berbagai sudut pandang yang berbeda. Istilah ini lebih
bersifat sebagai pendekatan praktis dan mendamaikan daripada standardisasi,
terutama jika standardisasi berarti prosedur-prosedur yang dimiliki oleh satu
negara hendaknya diterapkan oleh semua negara yang lain. Harmonisasi menjdai
suatu bagian yang penting untuk menghasilkan komunikasi yang lebih baik atas
suatu informasi agar dapat diartikan dan dipahami secara internasional.
1.2
Pro dan Kontrak Harmonisasi Standar
Internasional
Harmonisasi
akuntansi mencakup harmonisasi :
1. Standar
akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapan),
2. Pengungkapan
yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan public terkait dengan penawaran surat
berharga dan pencatatan pada bursa efek, dan
3. Standar
audit Survei Harmonisasi Internasional
Terdapat
bermacam-macam keuntungan dari harmonisasi. Pertama, bagi banyak negara, belum terdapat suatu standar
kodifikasi akuntansi dan audit yang memadai. Standar yang diakui secara
internasional tidak hanya akan mengurangi biaya penyiapan untuk negara-negara
tersebut melainkan juga memungkinkan mereka untuk dengan seketika menjadi
bagian dari arus utama standar akuntansi yang berlaku secara internasional.
Kedua,
internasionalisasi yang berkembang dari perekonomian dunia dan meningkatnya
saling ketergantungan dari negara-negara di dalam kaitannnya dengan perdagangan
dan arus investasi internasional adalah argumentasi yang utama dari adanya
suatu bentuk standar akuntansi dan audit yang berlaku secara internasional.
Ketiga,
adanya kebutuhan dari perusahaan-perusahaan untuk memperolah modal dari luar,
mengingat tidak cukupnya jumlah laba di tahan untuk mendanai proyek-proyek dan
pinjaman-pinjaman luar negri yang tersedia, telah meningkatkan kebutuhan akan
harmonisasi akuntansi.
Harmonisasi
standar akuntansi berarti bahwa perbedaan antar negara juga harus dipertahankan
seminimal mungkin, karena peraturan maupun praktek akuntansi bersifat nasional
mungkin masih berlaku di setiap negara selama harmonis dengan yang lain dan
dapat dilakukan rekonsiliasi. Harmonisasi juga berarti bahwa sekelompok negara
setuju pada standar akuntansi yang hampir sama tetapi mengharuskan pengungkapan
dan rekonsiliasi dengan standar yang diterima. Harmonisasi juga berarti
informasi keuangan yang disajikan berdasarkan atas standar nasional dan juga
internasional. Perbedaan direkonsiliasi untuk memberi informasi kepada pengguna
laporan keuangan mengenai dampak perbedaan standar akuntansi pada informasi
akuntansi.
Secara
garis besar ada empat hal pokok yang diatur dalam standar akuntansi. Yang pertama, berkaitan dengan definisi
elemen laporan keuangan atau informasi lain yang berkaitan. Definisi digunakan
dalam standar akuntansi untuk menentukan apakah transaksi tertentu harus
dicatat dan dikelompokkan ke dalam aktiva, hutang, modal, pendapatan dan biaya.
Yang kedua, adalah pengukuran dan
penilaian. Pedoman ini digunakan untuk menentukan nilai dari suatu elemen
laporan keuangan baik pada saat terjadinya transaksi keuangan maupun pada saat
penyajian laporan keuangan (pada tanggal neraca).
Hal ketiga yang dimuat dalam standar adalah pengakuan, yaitu
kriteria yang digunakan untuk mengakui elemen laporan keuangan sehingga elemen
tersebut dapat disajikan dalam laporan keuangan. Yang terakhir adalah penyajian
dan pengungkapan laporan keuangan. Komponen keempat ini digunakan untuk
menentukan jenis informasi dan bagaimana informasi tersebut disajikan dan
diungkapkan dalam laporan keuangan. Suatu informasi dapat disajikan dalam badan
laporan (Neraca, Laporan Laba/Rugi) atau berupa penjelasan (notes) yang
menyertai laporan keuangan.
Keempat hal tersebut yang diupayakan oleh negara barat untuk
diharmonisasikan secara internasional. Mereka percaya bahwa harmonisasi standar
akuntansi internasional akan meningkatkan daya banding laporan keuangan secara
internasional, dapat menghemat biaya terutama bagi penyaji dan pemakai laporan
keuangan, dan memperbaiki standar akuntansi nasional masing-masing negara.
1.3 Arti Rekonsiliasi dan Pengakuan
Bersama / Timbal Balik Terhadap Perbedaan Standar Akuntansi
Dua pendekatan lain yang diajukan sebagai solusi
yang mungkin digunakan untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan isi
laporan keuangan lintas batas:
(1) rekonsiliasi
dan
(2) pengakuan
bersama (yang juga disebut sebagai “timbal balik”/resiprositas).
Melalui rekonsiliasi, perusahaan asing dapat
menyusun laporankeuangan dengan menggunakan standar akuntansi negara asal,
tetapi harus menyediakanrekonsiliasi antara ukuran-ukuran akuntansi yang
penting (seperti laba bersih dan ekuitaspemegang saham) di negara asal dan di
negara dimana laporan keuangan dilaporkan.Sebagai contoh, Komisi Pasar Modal AS
(SEC).Pengakuan bersama terjadi apabila pihak regulator di luar negara asal
menerimalaporan keuangan perusahaan asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip
negara asal.Sebagai contoh, Bursa Efek London menerima laporan keuangan
berdasarkan GAAP ASuntuk pelaporan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan
asing. Sejalan dengsn perdagangan modal maka hermonisasi menjadi penting
terhadap masalah-masalah yang terkait dengan isi dengan isi laporan keuangan
lintas Negara. Pendekatan dilakukan dengan cara rekonsiliasi, dan pengakuan
bersama.
Dengan penyeragaman laporan keuangan yang lengkap berdasarkan prinsip yang berbeda.
Dengan penyeragaman laporan keuangan yang lengkap berdasarkan prinsip yang berbeda.
1.4
Organisasi Yang Mempromosikan Harmonisasi dan Memiliki Peran Penting dalam
Penetapan Standar Akuntansi Internasional
Organisasi Internasional Pendorong
Harmonisasi Akuntansi
1. International Accounting Standard
Board (IASB).
2. Komisi Uni Eropa (EU).
3. Organisasi International Komisi
Pasar Modal (IOSCO).
4. International Federation of
Accountant (IFAC).
5. Kelompok kerja ahli pemerintah PBB
dalam ISAR dan UNTACD.
6. Kelompok kerja dalam OECD.
Sebagai tanggapan
atas kebutuhan harmonisasi standar akuntansi, berbagai upaya telah
dilakukan oleh negara kapitalis. Salah satunya adalah dengan dengan mendirikan International
Accounting Standard Committee (IASC) pada tahun 1973, yang sekarang berubah
nama menjadi International Accounting Standard Board (IASB). Jumlah
keanggotaan IASC sampai sekarang meliputi lebih dari 150 organisasi profesi
akuntansi yang berasal dari negara maju dan berkembang, termasuk Indonesia.
Tujuan IASC adalah
(1) merumuskan dan menerbitkan standar akuntansi sehubungan
dengan
pelaporan keuangan dan mempromosikannya untuk bisa diterima secara luas di
seluruh dunia, serta
pelaporan keuangan dan mempromosikannya untuk bisa diterima secara luas di
seluruh dunia, serta
(2) bekerja untuk pengembangan dan harmonisasi standar dan
prosedur akuntansi sehubungan dengan pelaporan keuangan.
prosedur akuntansi sehubungan dengan pelaporan keuangan.
Sampai sekarang IASB telah mengeluarkan lebih dari 50
standar akuntansi. Meskipun IASB berhak untuk menetapkan dan mengeluarkan
standar akuntansi, badan tersebut tidak memiliki kekuatan hukum untuk
memaksakan penerapan standar akuntansi yang dihasilkan. IASC memiliki kelompok
konsultatif yang disebut IASC Consultative Group yang terdiri dari pihak-pihak yang
mewakili para pengguna laporan keuangan, pembuat laporan keuangan,
lembaga-lembaga pembuat standar, dan pengamat dari organisasi antar-pemerintah.
Kelompok ini bertemu secara teratur untuk membicarakan kebijakan, prinsip dan
hal-hal yang berkaitan dengan peranan IASC.
Pembentukan IASC merupakan salah satu usaha harmonisasi
standar
akuntansi yaitu untuk membuat perbedaan-perbedaan antar standar akuntansi di
berbagai negara menjadi semakin kecil. Harmonisasi ini tidak harus menghilangkan
standar akuntansi yang berlaku di setiap negara dan juga tidak menutup
kemungkinan bahwa standar akuntansi internasional yang disusun oleh IASC
diadopsi menjadi standar akuntansi nasional suatu negara.
akuntansi yaitu untuk membuat perbedaan-perbedaan antar standar akuntansi di
berbagai negara menjadi semakin kecil. Harmonisasi ini tidak harus menghilangkan
standar akuntansi yang berlaku di setiap negara dan juga tidak menutup
kemungkinan bahwa standar akuntansi internasional yang disusun oleh IASC
diadopsi menjadi standar akuntansi nasional suatu negara.
Konvergensi IFRS
Dunia akuntansi saat ini masih disibukkan dengan adanya
standar akuntansi yang baru yaitu Standar Akuntansi Keuangan Internasional
IFRS. Hampir semua negara di dunia beralih ke standar tersebut, termasuk
Indonesia . Isu hangat tentang harmonisasi standar akuntansi international
berhubungan dengan globalisasi dalam dunia bisnis yang terjadi saat ini.
Globalisasi bisnis tampak dari kegiatan perdagangan antar negara yang
mengakibatkan munculnya perusahaan multi nasional. Hal ini mengakibatkan pula
timbulnya kebutuhan harmonisasi akan suatu standar akuntansi yang berlaku
secara luas di seluruh dunia. IASC ( International Accounting Standard Commite)
sebagi lembaga yang bertujuan merumuskan dan menerbitkan standar akuntansi
sehubungan dengan pelaporan keuangan dan mempromosikan untuk bisa diterima
secara luas di seluruh dunia, serta bekerja untuk pengembangan dan harmonisasi
standard dan prosedur akuntansi sehubungan dengan pelaporan keuangan.
International Accounting Standards, yang lebih dikenal sebagai International
Financial Reporting Standards(IFRS), merupakan standar tunggal pelaporan
akuntansi yang memberikan penekanan pada penilaian (revaluation)
profesional dengan disclosures yang jelas dan transparan mengenai
substansi ekonomis transaksi, penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu.
Standar ini muncul akibat tuntutan globalisasi yang mengharuskan para pelaku
bisnis di suatu Negara ikut serta dalam bisnis lintas negara. Untuk itu
diperlukan suatu standar internasional yang berlaku sama di semua Negara untuk
memudahkan proses rekonsiliasi bisnis. Perbedaan utama standar internasional
ini dengan standar yang berlaku di Indonesia terletak pada penerapan revaluation
model, yaitu kemungkinkan penilaian aktiva menggunakan nilai wajar,
sehingga laporan keuangan disajikan dengan basis ‘true and fair‘.
Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa laporan keuangan dan
laporan keuangan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksud dalam
laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang:
- Transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan.
- Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS.
- Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.
1.5 Pendekatan Baru Uni Eropa (EU)
- Direktif keempat, Ketujuh, dan
Kedelapan
- Upaya Harmonisasi EU
- Pendekatan Baru EU dan Integrasi
Pasar Uang Eropa
- Organisasi Internasional Komisi
Pasar Modal (IOSCO)
- Federasi InternaSional Akuntan
(IFAC)
- Kelompok Kerja Antar Pemerintah PBB
untuk pakar dalam Standar Internasional Akuntansi -dan Pelaporan (ISAR)
- Organisasi untuk kerjasama Ekonomi
dan Pembangunan (OECD)
II.
ANALISIS
LAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL
2.1
Kesulitan – Kesulitan Analisis Strategi Bisnis Internasional Dan Strategi Dasar
Untuk Pengumpulan Strategi
Analisis
strategi bisnis merupakan langkah penting pertama dalam analisis laporan
keuangan. Analisis ini memberikan pemahaman kualitatif atas perusahaan dan para
pesaingnya terkait dengan lingkungan ekonominya. Dengan mengidentifikasi factor
pendorong laba dan resiko usaha yang utama, analisis strategi bisnis atau usaha
akan membantu para analis untuk membuat peramalan yang realistis.
Kesulitan-kesulitan
analisis strategi bisnis internasional:
a.
Ketersediaan informasi
b.
Rekomendasi untuk melakukan analisis
Peluang dan Tantangan Analisis Lintas Batas
•
Analisis keuangan lintas batas
mencakup berbagai wilayah yurisdiksi, Sejumlah negara berbeda dalam praktek,
kualitas Pengungkapan, sistem hukum/UU, cara, sifat dan resiko usaha.
•
Kualitas informasi berhubungan erat
dengan kredibilitas perusahaan Sehingga banyak negara berupaya keras
memperbaiki ketersediaan dan kualitas informasi mengenai perusahaan publik.
•
Globalisasi pasar modal, kemajuan IT
dan kompetisi, bursa efek, dan peningkatan kegiatan perdagangan merupakan
kekuatan untuk memperbaiki praktek pelaporan keuangan perusahaan.
•
Globalisasi mendorong analisis
domestik semakin kurang relevan. Ketergantungan satu sama lain semakin tinggi
dan tidak ada perusahaan yang bisa menghindar dari peristiwa global.
2.2
Langkah – Langkah Informasi Akuntansi
Kerangka Dasar Analisis Usaha
Palepu et al. (1996) membuat kerangka dasar untuk
analisis dan penilaian usaha, yaitu:
•
Analisis Strategi Usaha
•
Analisis Akuntansi
•
Analisis Keuangan
•
Analisis Prospektif
2.3
Pengaruh Analisis Akuntansi Terhadap Akuntansi Antar Negara
Dan Kesulitannya Dalam Memperoleh Informasi
Para analis perlu mengevaluasi kebijakan dan estimasi
akuntansi, serta menganalisis sifat dan ruang lingkup fleksibiltas akuntansi
suatu perusahaan. Berpengaruh pada kualitas pengukuran akuntansi, dan audit
yang sangat dramatis. Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan yaitu :
·
Beberapa
analis menyajikan ulang ukuran akuntansi asing menurut sekelompok prinsip yang
diakui secara internasional atau sesuai dengan dasar lain yang lebih umum.
·
Beberapa
yang lain mengembangkan pemahaman yang lengkap atas praktik akuntansi di
sekelompok Negara tertentu dan membatasi analisis mereka terhadap
perusahaan-perusahaan yang berlokasi di Negara-negara tersebut.
Kesulitan Dan Kelemahan Analisis Laporan Keuangan
Internasional
a. Akses informasi
b. Ketepatan waktu informasi
c. Hambatan bahasa dan terminology.d. Masalah mata uang asing
c. Hambatan bahasa dan terminology.d. Masalah mata uang asing
e. Perbedaan dalam jenis dan format
laporan keuangan.
Jumat, 26 April 2013
Akuntansi Internasional Tugas 4
PERKEMBANGAN DAN PENGUNGKAPAN AKUNTANSI INTERNASIONAL
Perkembangan Pengungkapan
Perkembangan sistem pengungkapan sangat berkaitan dengan perkembangan
sistem akuntansi. Standar dan praktik pengungkapan dipengaruhi oleh
sumber-sumber keuangan, sistem hukum, ikatan politik dan ekonomi, tingkat
pembangunan ekonomi, tingkat pendidikan, budaya, dan pengaruh lainnya.
Perbedaan nasional dalam pengungkapan umumnya didorong oleh perbedaan dalam
tata kelola perusahaan dan keuangan. Di Amerika Serikat, Inggris dan
negara-negara Anglo Amerika lainnya, pasar ekuitas menyediakan kebanyakan
pendanaan yang dibutuhkan perusahaan sehingga menjadi sangat maju. Di
pasar-pasar tersebut, kepemilikan cenderung tersebar luas di antara banyak
pemegang saham dan perlindungan terhadap investor sangat ditekankan. Investor
institusional memainkan peranan yang semakin penting di negara-negara ini,
menuntut pengembalian keuangan dan nilai pemegang saham yang meningkat.
Konsep –
Konsep pengungkapan
1. Pengungkapan Cukup
Pengungkapan cukup adalah pengungkapan yang di wajibkan oleh standar
akuntansi yang berlaku.
2. Pengungkapan Wajar
Pengungkapan wajar merupakan konsep yang bersifat lebih positif,
pengungkapan yang wajar merupakan tujuan etis agar dapat memberikan perlakuan
yang sama dan bersifat umum bagi semua pemakai laporan keuangan
3. Pengungkapan Penuh
Pendekatan
Pengungkapan
1. Translasi
Memberikan penampilan internasional kepada laporan primer dan memberikan
keuntungan dari sisi hubungan masayarakat
2. Informasi Khusus
Mengupayakan untuk menjelaskan kepada pembaca asing mengenai standar
akuntansi tertentu yang mendasari penyusunan laporan keuangan.
3. Restatement
Melakukan estimasi terhadap beberapa besar penyesuaian laba yang terjadi
seandainya GAAP dengan non negara asal yang dipakai dengan hasil akhir angka
laba EPS yang konsisten.
4. Laporan primer-sekunder
Laporan primer sesuai dengan standar nasional sedangkan laporan sekunder
sesuai dengan standar negara yang di tuju.
Praktik
Pelaporan dan Pengungkapan
Aturan pengungkapan sangat berbeda di seluruh dunia dalam beberapa hal
seperti laporan arus kas dan perubahan ekuitas, transaksi pihak terkait,
pelaporan segmen, nilai wajar aktiva dan kewajiban keuangan dan laba per saham.
Pada bagian ini perhatian dipusatkan pada :
1. Pengungkapan Informasi yang melihat masa depan, mencakup :
a. ramalan pendapatan, laba rugi, laba rugi per saham (EPS), pengeluaran
modal, dan pos keuangan lainnya
b. informasi prospektif mengenai kinerja atau posisi ekonomi masa depan
yang tidak terlalu pasti bila dibandingkan dengan proyeksi pos, periode fiskal,
dan proyeksi jumlah
c. laporan rencana manajemen dan tujuan operasi di masa depan.
2. Pengungkapan Segmen
Permintaan investor dan analis akan informasi mengenai hasil operasi dan
keuangan segmen industri tergolong signifikan dan semakin meningkat. Contoh,
para analis keuangan di Amerika secara konsisten telah meminta data laporan
dalam bentuk disagregat yang jauh lebih detail dari yang ada sekarang. Standar
Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) juga membahas pelaporan segmen yang
sangat mendetail. Laporan ini membantu para pengguna laporan keuangan untuk
memahami secara lebih baik bagaimana bagian-bagian dalam suatu perusahaan
berpengaruh terhadap keseluruhan perusahaan.
3. Laporan Arus Kas dan Arus dana
IFRS dan standar akuntansi di Amerika Serikat, Inggris, dan sejumlah
besar negara-negara lain mengharuskan penyajian laporan arus kas.
4. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Saat ini perusahaan dituntut untuk menunjukkan rasa tanggung jawab
kepada sekelompok besar yang disebut sebagai pihak-pihak yang berkepentingan
(stakeholders) – karyawan, pelanggan, pemasok, pemerintah, kelompok aktivis, dan
masyarakat umum.
5. Pengungkapan khusus bagi para pengguna laporan keuangan non domestik
dan atas prinsip akuntansi yang digunakan
Laporan keuangan dapat berisi pengungkapan khusus untuk mengakomodasi
para pengguna laporan keuangan nondomestik. Pengungkapan yang dimaksud seperti
:
a. ”Penyajian ulang untuk kenyamanan” informasi keuangan ke dalam mata
uang nondomestik
b. Penyajian ulang hasil dan posisi keuangan secara terbatas menurut
keompok kedua standar akuntansi
c. Satu set lengkap laporan keuangan yang disusun sesuai dengan kelompok
kesua standar akuntansi; dan beberapa pembahasan mengenai perbedaan antara
prinsip akuntansi yang banyak digunakan dalam laporan keuangan utama dan
beberapa set prinsip akuntansi yang lain.
Pengungkapan
Wajib
Setiap informasi yang diumumkan, yang dibagikan kepada para pemegang
saham atau yang dilaporkan kepada badan regulator di pasar domestik. Namun
demikian, kebanyakan negara tidak mengawasi atau menegakkan pelaksanaan
ketentuan ”kesesuaian pengungkapan antar wilayah (yuridiksi).”
Perlindungan terhadap pemegang saham berbeda antara satu negara dengan
negara lain. Negara-negara Anglo Amerika seperti Kanada, Inggris, dan Amerika
Serikat memberikan perlindungan kepada pemegang saham yang ditegakkan secara
luas dan ketat. Sebaliknya, perlindungan kepada para pemegang saham kurang
mendapat perhatian di beberapa negara lain seperti Cina contohnya, yang
melarang insider trading (perdagangan yang melibatkan kalangan dalam) sedangkan
penegakan hukum yang lemah membuat penegakan aturan ini hampir tidak ada.
Pengungkapan
Sukarela
Beberapa studi menunjukkan bahwa manajer memiliki dorongan untuk
mengungkapkan informasi mengenai kinerja perusahaan saat ini dan saat mendatang
secara sukarela. Dalam laporan terakhir, Badan Standar Akuntansi Keuangan
(FASB) menjelaskan sebuah proyek FASB mengenai pelaporan bisnis yang mendukung
pandangan bahwa perusahaan akan mendapatkan manfaat pasar modal dengan
meningkatkan pengungkapan sukarelanya. Laporan ini berisi tentang bagaimana
perusahaan dapat menggambarkan dan menjelaskan potensi investasinya kepada para
investor.
Sejumlah aturan, seperti aturan akuntansi dan pengungkapan, dan
pengesahan oleh pihak ketiga (seperti auditing) dapat memperbaiki berfungsinya
pasar. Aturan akuntansi mencoba mengurangi kemampuan manjer dalam mencatat
transaksi-transaksi ekonomi dengan carayang tidak mewakili kepentingan terbaik
pemegang saham. Aturan pengungkapan menetapkan ketentuan-ketentuan untuk
memastikan bahwa para pemegang saham menerima informasi yang tepat waktu,
lengkap dan akurat.
PENGUNGKAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
Tata kelola perusahaan berhubungan dengan alat-alat internal yang
digunakan untuk menjalankan dan mengendalikan sebuah perusahaan – tanggung
jawab, akuntabilitas dan hubungan di antara para pemegang saham, anggota dewan
dan para manajer yang dirancang untuk mencapai tujuan perusahaan.
Masalah-masalah tata kelola perusahaan antara lain meliputi hak dan perlakuan
kepada pemegang saham, tanggung jawab dewan, pengungkapan dan transparansi dan
peranan pihak-pihak yang berkepentingan. Praktik tata kelola perusahaan semakin
mendapat perhatian dari para regulator, investor dan analis.
PENGUNGKAPAN DAN PELAPORAN BISNIS MELALUI INTERN
World Wide Web semakin banyak digunakan sebagai saluran penyebaran
informasi, dimana media cetak sekarang memainkan peranan sekunder. Bahasa
Pelaporan Usaha (Extensible Business Reporting Language – XBRL) merupakan tahap
awal revolusi pelaporan keuangan. Bahasa komputer ini dibangung ke dalam hampir
seluruh software untuk pelaporan akuntansi dan keuangan yang akan dikeluarkan
di masa depan, dan kebanyakan pengguna tidak perlu lagi mempelajari bagaimana
mengolahnya sehingga secara langsung dapat menikmati manfaatnya.
PENGUNGKAPAN LAPORAN TAHUNAN DI NEGARA-NEGARA
PASAR BERKEMBANG
Pengungkapan laporan tahunan perusahaan di negara-negara pasar
berkembang secara umum kurang ekstensif dan kurang kredibel dibandingkan dengan
pelaporan perusahaan di negara-negara maju. Sebagai contoh, pengungkapan yang
tidak cukup dan yang menyesatkan dan perlindungan konsumen yang terabaikan
disebut-sebut sebagai penyebab krisis keuangan Asia Timur di tahun 1997.
Tingkat pengungkapan yang rendah di negara-negara pasar berkembang
tersebut konsisten dengan sistem tata kelola perusahaan dan keuangan di
negara-negara itu. Pasar ekuitas tidak terlalu berkembang, bank dan pihak
internal seperti kelompok keluarga menyalurkan kebanyakan kebutuhan pendanaan
dan secara umum tidak terlalu banyak adanya kebutuhan akan pengungkapan publik
yang kredibel dan tepat waktu, bila dibandingkan dengan perekonomian yang lebih
maju.
IMPLIKASI BAGI PARA PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN
DAN PARA MANAJER
Para manajer dari banyak perusahaan terus-menerus sangat dipengaruhi
oleh biaya pengungkapan informasi yang bersifat wajib, tingkat pengungkapan
wajib maupun sukarela semakin meningkat di seluruh dunia. Manajer di
negara-negara yang secara tradisional memiliki pengungkapan rendah harus
mempertimbangkan apakah menerapkan kebijakan peningkatan pengungkapan dapat
memberikan manfaat dalam jumlah yang signifikan bagi perusahaan mereka.
Lagipula, para manajer yang memutuskan untuk memberikan pengungkapan yang lebih
banyak dalam bidang-bidang yang dipandang penting oleh para investor dan analis
keuangan, seperti pengungkapan segmen dan rekonsiliasi, dapat memperoleh
keunggulan kompetitif dari perusahaan lain yang memiliki kebijakan pengungkapan
yang ketat.
TRANSLASI MATA UANG ASING
ALASAN TRANSLASI MATA UANG ASING
- Translasi mata uang asing adalah proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya.
Translasi mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan
laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan pada pembaca informasi
mengenai operasional perusahaan secara global, dengan memperhitungkan laporan
keuangan mata uang asing dari anak perusahaan terhadap mata uang asing induk
perusahaan.
Tiga alasan tambahan dilakukannya translasi mata uang asing,
yaitu:
- mencatat transaksi mata uang asing;
- memperhitungkan efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang; dan
- berkomunikasi dengan peminat saham asing.
LATAR BELAKANG DAN TERMINOLOGI
Transaksi mata uang bisa terjadi langsung di pasar spot,
pasar forward, atau pasar swap.
- Kurs pasar spot dipengaruhi berbagai faktor, termasuk juga perbedaan tingkat inflasi antar negara, perbedaan pada saham nasional, dan ekspektasi mengenai arah tingkat mata uang selanjutnya. Kurs ini bersifat langsung atau tidak langsung.
- Kurs pada pasar forward adalah persetujuan untuk mentranslasikan sejumlah mata uang yang telah ditetapkan untuk masa yang akan datang. Transaksi pada pasar forward mendapatkan potongan atau premi dari pasar spot, atau sebagai tingkat palsu pasar forward.
- Transaksi kurs swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward yang simultan, atau penjualan spot dan pembelian forward mata uang.
A) Perbedaan translasi dan konversi antar
mata uang asing.
Translasi
tidak sama dengan konversi. Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, seperti
halnya sebuah neraca yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang
kedalam nilai ekuivalen dollar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan
tidak ada transaksi terkait yang terjadi seperti bila dilakukan konversi.
Saldo-saldo dalam mata uang asing ditranslasikan menjadi nilai ekuivalen mata
uang domestic berdasarkan kurs nilai tukar valuta asing yaitu harga satu unit
suatu mata uang yang dinyatakan dalam mata uang lainnya. Mata uang Negara
dagang utama dibeli dan dijual dalam pasar global. Dengan dihubungkan lewat
jaringan telekomunikasi yang canggih, para pelaku pasar mencakup bank dan
perantara mata uang lainnya, kalangan usaha, para individu, dan pedagang
professional. Dengan menyediakan tempat bagi para pembali dan penjual mata uang,
pasar mata uang asing memfasilitasi transfer pembayaran internasional (contoh:
dari importer kepada eksportir), memungkinkan terjadinya pembelian atau
penjualan internasional secara kredit (contoh: letter of credit suatu bank yang
memungkinkan barang dikirimkan kepada pembeli yang belum dikenal sebelum
dilakukan pembayaran), dan meyediakan alat bagi para individu atau kalangan
usaha untuk melindungi diri mereka dari resiko nilai mata uang yang tidak
stabil.
Transaksi
mata uang asing terjadi pada pasar spot, forward, atau swap. Mata uang yang
dibeli atau dijual pada spot umumnya harus dikirimkan secepatnya, yaitu dalam
waktu 2 hari kerja. Kurs pasar spot dipengaruhi oleh banyak factor, termasuk
perbedaan tingkat inflasi antar Negara, perbedaan suku bunga nasional dan
ekspektasi terhadap arah nilai tukar di masa mendatang. Transaksi pada pasar
forward adalah perjanjian untuk melakukan pertukaran suatu mata uang dengan
jumlah tertentu ke dalam mata uang lain pada suatu tanggal di masa depan.
Kuotasi pada pasar forward dinyatakan dengan diskonto atau premium dari kurs
spot.
Transaksi
swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward atau penjualan spot atau
pembelian forward, atas suatu mata uang secara bersamaan. Investor sering
memanfaatkan transaksi swap untuk mengambil keuntungan dari tingkat suku bunga
yang lebih tinggi di suatu Negara asing, dalam kesempatan yang sama melindungi
diri terhadap pergerakan yang tidak menguntungkan dari kurs nilai tukar valuta
asing.
B) Istilah dalam translasi mata uang asing.
Translasi adalah penjabaran mata uang asing. Translasi
merupakan pertukaran mata uang asing (diatur oleh IAD no.21)
1. Translasi terjadi apabila perusahaan anak cabang telah
signifikan, dan
ada MNC (Multy National Corporete)
ada MNC (Multy National Corporete)
2. Translasi merubah satuan yang berbeda-beda menjadi satuan
uang.
3. translasi yang bermain krus
Translasi
merupakan proses penerjemahan bahasa pemograman ( source code) menjadikan
sebuah file atau berupa tampilan lain. Proses Transalai meliputi istilah:
Compile, Interpret, dan Link. Program aplikasi computer (perangkat lunak) yang
biasa dikembangkan dapat berada dalam tiga bentuk:
1. Source-code
2. Intermediate-code
3. Executable-code
Ada Dua Proses Tahap Translasi :
1. Translasi dari source-code
ke intermediate-code
2. Translasi dari
intermediate-code ke executable-code Variasi Pendekatan Translasi
Pendekatan translasi program komputer dalam bentuk source-code ke executable-code :
Pendekatan translasi program komputer dalam bentuk source-code ke executable-code :
1. Full-interpretation. Translasi dari
source-code langsung ke executable-code dengan menggunakan sat tahap saja.
2. Mixed. Translasi dari
source-code ke intermediate-code bersifat compile (dihasilkan output file).
Translasi dari intermediate-code ke executable-code bersifat interpret (tidak
dihasilkan output file).
3. Full-compilation. Translasi dari
source-code ke intermediate-code bersifat compile (output file ada). Translasi
dari intermediate-code ke executable-code bersifat compile juga (output file
ada).Kata ‘compile’ dipakai sebagai istilah translasi yang menghasilkan output
file . Untuk selanjutnya, kata compile bermakna ‘translasi dari source-code ke
intermediate-code (yang menghasilkan output file)’.Dalam praktek, pemakaian
kata ini sangat sembarangan, bisa berarti apa.
EFEK LAPORAN KEUANGAN TERHADAP KURS ALTERNATIF TRANSLASI
MATA UANG ASING
Tiga kurs translasi yang digunakan untuk mentranslasikan
neraca mata uang asing terhadap mata uang domestic, yaitu:
- Kurs saat ini; kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan.
- Kurs historis; translasi mata uang yang berlaku saat asset dengan mata uang pertama kali didapatkan atau saat kewajiban dengan mata uang asing pertama kali muncul.
- Kurs rata-rata; nilai rata-rata biasa atau dengan pembobotan baik pada kurs historis atau saat ini.
- Perspektif Transaksi Tunggal
Pada transaksi tunggal, penyesuaian nilai tukar (baik stabil
atau tidak) dimasukkan sebagai penyesuaian terhadap pembukuan transaksi awal
dengan alasan bahwa transaksi dan perjanjiannya merupakan kejadian tunggal.
- Perspektif Transaksi Ganda
Pada perspektif transaksi ganda, penerimaan piutang
mempertimbangkan kejadian yang terpisah dari penjualan yang memberikan tambahan
pendapatan.
TRANSLASI MATA UANG ASING
- Metode Nilai Tukar Tunggal
- Metode Nilai Tukar Ganda
- Metode Current-Noncurrent
- Metode Moneter-Nonmoneter
- Metode Kurs Sementara
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN TRANSLASI MATA UANG ASING
Pendekatan akuntansi untuk penyesuaian translasi mata uang
asing, yaitu:
1) Penangguhan
2) Penangguhan dan Amortisasi
3) Penangguhan Sebagian
4) Tidak Ada Penangguhan
PENGEMBANGAN AKUNTANSI TRANSLASI MATA UANG ASING
Beberapa perspektif historis tentang akuntansi translasi
mata uang asing di Negara Amerika, sebagai berikut:
1) Pra-1965
Praktik translasi mata uang asing masih dipandu oleh BAB 12
dari Accounting Research Bulletin No. 43.
2) 1965-1975
Translasi mata uang asing seluruh pembayaran dan penerimaan
mata uang asing pada kurs saat ini diperbolehkan setelah Accounting Principles
Board Opinion No. 6 dikeluarkan pada tahun 1965.
3) 1975-1981
FASB mengeluarkan FAS No. 8 pada tahun 1975.
4) 1981-Sekarang
FASB mengeluarkan Satetement of Financial Accounting
Standards No. 52 pada tahun 1981.
GAMBARAN STANDAR NO. 52/STANDAR AKUNTANSI INTERNATIONAL 21
- Translasi saat Mata Uang Lokal adalah Mata Uang Fungsional
Prosedur kurs saat ini yang digunakan adalah:
1) Seluruh asset dan kewajiban
asing yang ditranslasikan terhadap dolar menggunakan nilai tukar yang berlaku
pada tanggal neraca; akun modal ditranslasikan pada kurs historis.
2) Pendapatan dan beban
ditranslasikan menggunakan nilai tukar yang berlaku pada waktu transaksi,
walaupun nilai tukar rata-rata tambahan dapat digunakan untuk kelayakan.
3) Keuntungan dan kerugian
dilaporkan dalam komponen ekuitas gabungan pemegang saham yang terpisah.
Penyesuaian nilai tukar tersebut tidak dimasukkan ke dalam laporan laba-rugi
hingga operasional luar negeri telah terjual atau investasi telah diputuskan
tidak bernilai.
- Translasi saat Mata Uang Induk Perusahaan adalah Mata Uang Fungsional
1) Aset dan kewajiban serta
nonmoneter bernilai pada harga pasar saat itu ditranslasikan menggunakan nilai
tukar yang berlaku pada saat laporan keuangan; item nonmoneter lainnya dan modal
ditranslasikan pada kurs historis.
2) Pendapatan dan beban
ditranslasikan menggunakan nilai tukar rata-rata untuk periode kecuali item
yang berhubungan dengan item nonmoneter (contoh: biaya penjualan dan beban
depresiasi), yang ditranslasikan menggunakan kurs historis.
3) Keuntungan dan kerugian
translasi mata uang asing direfleksikan dalam pendapatan lancar.
- Translasi saat Mata Uang Asing adalah Mata Uang Fungsional
Usaha gabungan asing mungkin akan tetap mencatat
pembukuannya dalam satu mata uang asing saat mata uang fungsionalnya adalah
mata uang asing lain. Dalam situasi ini, laporan keuangan akan dihitung ulang
dari mata uang local ke dalam mata uang fungsional (metode kurs sementara) lalu
ditranslasikan ke dalam dolar AS menggunakan metode kurs saat ini.
PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA
Pelaporan Keuangan dan Perubahan
Harga
Definisi Perubahan Harga
Untuk memahami makna istilah perubahan harga (changing prices), harus dibedakan
antara pergerakan harga umum dan pergerakan harga spesifik, yang keduanya masuk dalam istilah perubahan harga itu.
a.
Perubahan harga umum
Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata
harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan.
Unit-unit moneter memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian daya beli.
Kenaikan harga secara keseluruhan disebut inflasi (inflation), sedangkan
penurunan harga disebut deflasi (deflation).
b. Perubahan
harga spesifik
Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga
barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan
penawaran.
Selama periode inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesar
biaya akuisisi awalnya jaang mencerminkan nilai terkininya (yang lebih tinggi).
Nilai aktiva yang dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih
rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi. Nilai aktiva yang dinyatakan lebih rendah menghasilkan
beban yang dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi. Dari sudut
pandang manajemen, ketidakakuratan pengukuran ini mendistorsi:
a.
Proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis
b. Anggaran
yang menjadi dasar pengukuran kinerja
c.
Data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat
dikendalikan.
Laba yang dinilai lebih pada
gilirannya akan menyebabkan:
Kenaikan dalam proporsi pajak.
• Permintaan dividen lebih banyak dari pemegang saham.
• Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari para
pekerja.
• Tindakan yang merugikan dari Negara tuan rumah (seperti
pengenaan pajak keuntungan yang sangat besar).
Kegagalan untuk menyesuaikan data keuangan perusahaan
terhadap perubahan dalam daya beli unit moneter juga menimbulkan kesulitan bagi
pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan kinerja
operasi perusahaan yang dilaporkan.
Fungsi mengakui
pengaruh inflasi secara eksplisit yaitu :
1. Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada
transaksi dan keadaan yang dihadapi suatu perusahaan. Para pengguna tidak
memiliki informasi yang lengkap mengenai faktor-faktor ini.
2. Mengelola masalah yang ditimbulkan oleh perubahan harga
bergantung pada pemahaman yang akurat atas permasalahan tersebut. Pemahaman
yang akurat memerlukan kinerja usaha yang dilaporkan dalam kondisi-kondisi yang
memperhitungkan pengaruh perubahan harga.
3. Laporan dari para manajer mengenai permasalahan yang
disebabkan oleh perubahan harga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha
menerbitkan informasi keuangan yang membahas masalah-masalah tersebut
Penyebab inflasi :
1)
Kebijakan moneter
2)
Kebijakan fiskal
3)
Biaya pemilihan umum yang terlalu besar
4)
Penyebaran inflasi international
Langganan:
Postingan (Atom)